Klasifikasi Benchmarking

 


Berikut klasifikasi benchmarking terbagi menurut subjek dan objeknya sebagai berikut.

Menurut Subjeknya

Benchmarking Internal

Benchmarking internal adalah benchmarking yang dilakukan di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Biasanya Benchmarking internal ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki cabang atau anak perusahaan.

Benchmarking Eksternal

Benchmarking eksternal adalah benchmarking yang dilakukan dengan membandingkan perusahaan sendiri dengan perusahaan lain yang serupa.

Benchmarking eksternal ini dibagi menjadi dua diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Competitive benchmarking, artinya perusahaan sendiri dibandingkan dengan pesaing utama perusahaan.

2. Non-competitive benchmarking, yang terdiri dari dua:

Functional : Membandingkan fungsi yang sama dari organisasi yang berbeda pada berbagai industri.

Generic : Melakukan perbandingan proses bisnis dasar yang cenderung sama pada setiap industri.

Menurut Objek Yang Diamati

Strategic Benchmarking, yaitu Benchmarking yang mengamati bagaimana orang atau organisasi lain mengungguli persaingannya.

Process Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan proses-proses kerja.

Functional Benchmarking, yaitu Benchmarking yang melakukan perbandingan pada Fungsional kerja tertentu untuk meningkatkan operasional pada fungsional tersebut.

Performance Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kinerja pada produk atau jasa.

Product Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan produk pesaing dengan produk sendiri untuk mengetahui letak kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) produknya.

Financial Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kekuatan finansial untuk mengetahui daya saingnya.

Proses Benchmarking

Proses benchmarking biasanya terdiri dari enam langkah yaitu diantaranya:

1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark

Hampir segala hal dapat di benchmark, maka itu langkah awalnya dapat dibentuk Tim Peningkatan Mutu untuk menyelidiki proses dan permasalahan pada produk yang memerlukan perbaikan, memerlukan solusi, serta suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil. Tim Peningkatan Mutu ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output).

2. Menentukan Apa yang Akan Diukur

Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling kritis dan besar kontribusinya terhadap peningakatan dan perbaikan mutu. Tim yang bertugas me-review elemen-elemen dapat melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus dalam hal ini. Contoh-contoh ukuran adalah misalnya waktu penyelesaian untuk setiap elemen kerja, waktu penyelesaian, waktu untuk setiap pengambilan keputusan, dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan pada setai elemennya. Jika ada pihak lain yang berkepentingan dalam proses benchmark ini, maka segala tuntutuan dan kebutuhan mereka harus dipenuhi dan dimasukkan kedalam proses ini.

3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark

Tim Peningkatan Mutu kemudian menentukan organisasi yang akan menjadi tujuan dalam proses benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah memilih organisasi lain adalah organisasi yang memang dipandang mempunyai reputasi yang terbaik dalam kategori ini.

4. Pengumpulan Data/Kunjungan

Tim Peningkatan Mutu kemudian akan mengumpulkan data tentang ukuran dan yang telah dipilih terhadap organisasi yang akan di benchmark ini. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan survey pasar, survey pelnggan, hasil-hasil studi, jurnal, majalah, dan lain-lain.

Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking akan mengamati proses yang menggunakan standard dan ukuran yang berkaitan dengan data internal yang telah di identifikasi dan di kumpulkan sebelumnya.

5. Analisis Data

Tim Peningkatan Mutu kemudian akan membandingkan data yang diperoleh dri proses benchmark dengan data proses yang dimiliki oleh internal untuk menentukan apakah ada kesenjangan antara mereka. Tentu dalam hal ini tim perlu membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap. Tim benchmark kemudian akan mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan atau perbedaan dan apa saja yang dapat dipelajari dari situasi ini.

6. Merumuskan Tujuan dan Rencana Tindakan

Tim Peningkatan Mutu kemudian akan menentukan target perbaikan terhadap proses atas terjadinya kesenjangan ini. Target ini harus dicapai, terukur, serta didukung oleh manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses benchmark ini. Kemudian tim dapat diperluas untuk memecahkan persoalan dan mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan diambil, tahapan-tahapan waktunya, dan siapa-siapa yang harus bertanggung jawab. Hasil perbaikan ini kemudian akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu (executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang timbul.

Jika dilihat, proses benchmarking ini mempunyai banyak keuntungan. Benchmarking mendorong terciptanya suatu budaya dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Jika suatu jaringan dan kemitraan dalam benchmarking telah terbentuk maka berbagai praktik baik dan terbaik dapat saling dibagi di antara mereka.

Contoh Benchmarking

Benchmarking Samsung terhadap produk Apple (Iphone 4)

Tahun 2013 Samsung mengeluarkan produk baru yaitu Samsung Galaxy ace. Namun, terdapat isu pelanggaran hak paten kepada Samsung karena produknya tersebut dianggap menjiplak produk Apple yaitu Iphone 4 karena terdapat kemiripan disisi keunggulan dan fitur namun disertai harga yang lebih terjangkau.

Benchmarking Samsung Iphone

Iphone 4 lebih dulu di luncurkan sebelum Samsung galaxy ace, dari pelanggaran paten, pihak pengadilan memang tidak memutuskan bahwa seluruhnya dilanggar oleh Samsung. Beberapa yang tidak dianggap melanggar antara lain adalah bagian desainnya yang jauh berbeda. Banyak pihak juga yang mengatakan bahwa Samsung telah melakukan penjiplakan terhadap produk Apple. Karena memang sudah terbukti Samsung telah melanggar hak paten dan meniru iphone. Disini sudah jelas bahwa Samsung yang melakukan benchmarking (product bechmarking) terhadap iphone. Sehingga keuntungannya, Samsung bisa lebih menguasai pasar karna memiliki harga yang sangat terjangkau oleh kalangan luas.

Hal mengejutkan juga datang dari pemberitaan di Amerika Serikat ditahun 2014, terungkap bahwa Galaxy S4 mampu mengalahkan penjualan iPhone 5. Tentu ini rekor pertama kali Samsung mampu mengalahkan Apple di pasar kandang sendiri. Dikutip dari GSMarena, Samsung menempati posisi teratas pada penjualan Mei 2013 lalu di AS, Bila di AS saja Samsung mampu mengalahkan Apple, bagaimana dengan pasar di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Itu sangat menguntungkan sekali bagi Samsung.

Kerugian nya untuk iphone mengalami penurunan, dan dapat dikalahkan oleh Samsung. Dari segi harga maupun kecanggihan nya. Sebenanrnya mereka pernah bekerja sama dalam hal LCD, flash memory, dan prosesor dari Samsung, dan Apple merupakan pelanggan terbesar Samsung. Beberapa perangkat penting iPad dan iPhone, diproduksi oleh Samsung.

Benchmarking yang dilakukan Honda (Beat) terhadap Yamaha (Mio)

Yamaha mio adalah pelopor motor jenis matik di Indonesia yang mulanya diperuntukan untuk wanita. Karena produknya yang sangat populer disertai permintaan yang sangat tinggi, tidak lama kemudian Honda melakukan benchmarking lalu meluncurkan Honda Beat dengan jenis yang sama namun memiliki keunggulan yang berbeda. Hingga saat ini Honda Beat mampu menyaingi penjualan Yamaha mio.

Post a Comment

0 Comments