Tujuan pemasaran adalah
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran dengan cara
yang lebih baik daripada para pesaing. Pemasar selalu mencari kemunculan tren
pelanggan yang menunjukkan peluang pemasaran baru. Misalnya, kemunculsn telepon
seluler, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, membuat pemasar
memikirkan kembali praktik mereka.
Dengan
lebih dari 2,6 miliar pelanggan telepon seluler (mobile) di dunia pada akhir
2006—lebih dari 200 juta di antaranya berada di Amerika Serikat—telepon seluler
mempresentasikan peluang besar bagi pengiklan untuk menjangkau pelanggan di
“layar ketiga” (setelah TV dan komputer). Penyedia layanan nirkabel mempunyai
banyak informasi tentang pelanggan yang dianggap berharga oleh pemasar, seperti
data demografis, lokasi geografis, dan kebiasaan pembelian content. Penyedia
layanan nirkabel utama di Amerika Serikat telah sejak lama enggan beriklan
kepada pelanggan melalui jaringan mereka, tetapi dengan perubahan sikap
pelanggan terhadap pemasaran mobile, pada tahun 2006, dimulailah era iklan
teks, iklan berdasarkan pencarian, dan bahkan iklan spanduk di telepon seluler
yang mampu mengakses internet. Sebuah stufi pada tahun 2006 oleh Harris
Interactive menemukan bahwa 80% responden bersikap terbuka dalam menerima pesan
pemasaran di telepon seluler mereka, asalkan ikalan tersebut ditargetkan. Para
pemuda merupakan target yang sangat atraktif. Di inggris saja, 99% dari orang
berusia 15-19 tahun mempunyai telepon seluler, menghabiskan $202,9 juta untuk
content yang dapat di-download dan $570 juta untuk pesan teks pada 2005. Para
pengiklan besar mulai menerapkan pemasaran mobile. Misalnya, Procter &
Gamble mengembangkan usaha mobile untuk produk Crest Whitening Plus Scoope Extreme Toothpaste, di mana konsumen
dibujuk oleh sederet iklan gerilya di kain lap bar dan tanda toilet klub untuk
mengetik huruf “IQ” dengan jumlah tertentu dalm kuis yang menguji “Irresistability IQ” mereka. Dari awal
yang kecil ini, iklan mobile diramalkan tumbuh pesat, menghasilkan pendapatan
$11 miliar pada tahun 2011 menurut informa Telecoms & Media.
Pemasaran yang berhasil
menghasruskan perusahaan berhubungan penuh dengan pelanggan mereka. Penerapan
orientasi pemasaran holistik berarti memahami pelanggan—memperoleh pandangan
360 derajat tentang kehidupan sehari-hari mereka dan perubahan yang terjadi
sepanjang hidup mereka sehingga produk yang tepat dipasarkan ke pelanggan yang
tepat dengan cara yang tepat. Bab ini mengeksploirasi dinamika pembelian
pembeli bisnis.
Rumusan
Masalah:
1.
Bagaimana karakteristik konsumen mempengaruhi perilaku pembeli ?
2.
Apa proses psikologis utama yang mempengaruhi respons konsumen terhadap
program pemasaran ?
3.
Bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian ?
4.
Bagaimana pemasar menganalisis pengambilan keputusan konsumen ?
Tujuan:
1.
Mengetahui karakteristik konsumen mempengaruhi perilaku pembeli.
2.
Mengetahui proses psikologis utama yang mempengaruhi respons konsumen
terhadap program pemasaran.
3.
Mengetahui konsumen membuat keputusan pembelian.
4.
Mengetahui pemasar menganalisis pengambilan keputusan konsumen.
PEMBAHASAN
2.1 Apa
yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen?
Perilaku Konsumen
adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budayamemberikan
pengaruh yang paling luas dan dalam.
2.1.1
Faktor
Budaya
Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya
(culture) adalah determinan dasar
keinginan dan perilaku seseorang. Melalui keluarga dan institusi utama lainnya.
Seorang anak yang tumbuh di Amerika Serikat terpaparoleh nilai-nilai berikut:
pencapaian dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, proses,
kenyamanan materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan eksternal,
humanitarianisme, dan jiwa muda.
Setiap
budaya terdiri dari beberapa Subbudaya
(subculture) yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasiyang lebih spesifik untuk anggota
mereka.subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayar
geografis. ketika subbudaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan sering
merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka.
Pemasaran multikultural
tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang menggungkapkan bahwa ceruk etnik
dan demografis yang berbeda tidak selalu memberi respons positif terhadap iklan
pasar massal.
Dalam
tahun-tahun belakang, banyak perusahaan yang telah mengambil keuntungan dari
strategi pemasaran multibudaya yang dipikirkan dengan baik (lihat”Gagasan
Pemasaran: Pemasaran ke Segmen Pasar Budaya”). Meskipun demikian, ketika banyak
negara yang semakin beragam budayanya, banyak kampanye pemasaran yang membidik
target budaya tertentu dapat menyebar dan berpengaruh positif terhadap kelompok
budaya lain.
Hampir
seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi
sosial, sering kali dalam bentuk kelas
sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai,
minat, dan perilaku yang sama.gambaran klasik tentang kelas sosial di Amerika
Serikat mendefinisikan tujuh tingkatdari bawah ke atas, sebagai berikut:
(1) bawah rendah,
(2) bawah tinggi,
(3) kelas pekerja,
(4) kelas menengah,
(5) menengah atas,
(6) atas rendah dan
(7) atas tinggi.
Kelas sosial memiliki beberapa karakteristik yakni
sebagai berikut:
Pertama, orang-orang
yang berada dalam masing-masing kelas cenderung mempunyai kemiripan dalam cara
berpakaian, bicara, dan preferensi rekreasional dibandingkan orang dari kelas
sosial yang berbeda.
Kedua,
orang dianggap menduduki posisi lebih rendah ataulebih tinggi menurut kelas
sosial. Ketiga, kelompok variabel-misalnya, pekerjaan, penghasilan, kekayaan,
pendidikan, dan orientasi nilai-mengindikasikan kelas sosial, alih-alih
variabel tunggal.
Keempat,
kelas sosial seseorang dalam tangga kelas sosial dapat bergerak naik atau turun
sepanjang hidup mereka.
2.1.2
Faktor
Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok
referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku
pembeli.
KELOMPOK
REFERENSI Kelompok Referensi (reference group) seseorang adalah semua
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary
group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus
menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Masyarakat juga menjadi kelompok
sekunder (secondary group),
seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung
lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
Kelompok
referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara. Mereka
memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka
mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan
yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan mereka. Orang juga dipengaruhi oleh
kelompok diluar kelompoknya. Kelompok
aspirasional (aspirational group)
adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu kelompok disosiatif (dissociative
group) adalah kelompok yang nilai dan perilaku nya ditolak oleh orang
tersebut.
Jika
pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menentukan cara menjangkau dan
mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin
opini adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang
produk atau kategori produk tertentu.
KELUARGA
keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama
yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari
orang tua dan saudara kandung. Dari orang tua, seseorang mendapatkan orientasi
terhadap agama, politik, serta ekonomi serta rasa ambisi pribadi, harga diri,
dan cinta.
Pengaruh
yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokreasi (family of proceation) yaitu, pasangan
dan anak-anak. Dulu di AS, keterlibatan suami-istri dalam pembelian sangat
beragam berdasarkan kategori produk. Istri biasanya bertindak sebagai agen
pembelian utama keluarga, terutama untuk makanan, kebutuhan sehari-hari, dan
barang pakaian pokok. Sekarang peran pembelian tradisional itu berubah, dan
pemasarharus bijaksana melihat pria dan wanita sebagai sasaran yang setara.
Tetapi,
pria dan wanita mempunyai respon yang berbeda terhadap pesan pemasaran. Satu
studi memperlihatkan bahwa wanita menilai koneksi dan hubungan dengan keluarga
dan teman serta memberi prioritas tinggi pada masyarakat. Pria, di pihak lain,
lebih berhubungan dengan kompetisi dan memberi prioritas tinggi pada tindakan.
PERAN DAN STATUS orang
berpartisipasi dalam banyak kelompok-keluarga, klub, organisasi. Kelompok
sering menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefinisikan norma
perilaku.kita dapat mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana
ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran (role) terdiri dari
kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status.
Faktor Pribadi
keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus
hidup pembeli; pelerja dan keadaan ekonomi: kepribadian dan konsep diri; serta
gaya hidup dan nilai. Karena banyak dari karakteristik ini yang mempunyai
dampak yang sangat langsung terhadap perilaku konsumen, penting bagi pemasaran
untuk mengikuti mereka secara seksama.
USIA
DAN TAHAP SIKLUS HIDUP Selera kita dalam
makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis
kelamin orang dalam rumah tangga pada suatu waktu tertentu. Rumah tangga AS
semakin terfragmentasi—keluarga tradisional yang terdiri dari empat orang,
yaitu suami, isrti, dan dua anak menduduki persentase total rumah tangga yang
jauh
Kecil dari sebelumnya. Selain itu, tahap
siklus hidup psikologis bisa menjadi masalah. Orang dewasa mengalami “perjalanan”
atau “transformasi” tertentu sepanjang hiduonya. Tetapi perilaku yang
diperlihatkan seseorang ketika mereka melalui perjalanan ini. Misalnya menjadi
orang tua, tidak selalu tetap dan berubah sepanjang waktu.
Pemasar
juga harus memperhitungkan kejadian atau transisi hidup yang
penting-pernikahan, kelahiran, sakit, pindah tempat, perceraian, perubahan
karir, menjadi janda-akan memunculkan kebutuhan baru. Kejadian ini seharusnya
memberi peringatan kepada penyedia jasa-bank, pengacara, serta konsultan
pernikahan, pekerjaan, dan duka cita-atas tawaran bantuan yang dapat mereka
berikan.
PEKERJAAN
DAN KEADAAN EKONOMI Pekerjaan juga mempengaruhi pola
konsumsi. Pekerja kerfah biru akan membeli baju kerja, sepatu kerja, dan kotak
makan. Presiden perusahaan akan membeli jas, perjalanan udara, dan keanggotaan
country club. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang
mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan
menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu: perusahaan
piranti lunak komputer. Misalnya, merancang beragam produk untuk manajer merek,
insinyur, pengacara, dan dokter.
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh
keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan
pola waktu), tabungan dan aset (termasuk persentase aset likuid), utang
kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan. Pembuat barang mewah seperti
gucci, prada, dan burberryrentan terhadap penurunan ekomomi. Jika indikator
ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah untuk merancang,
memposisikan, dan menentukan kembali harga produk mereka atau memperkenalkan
atau meningkatakan penekanan atas merek diskon sehingga perusahaan dapat terus
menawarkan nilai kepada pelanggan sasaran.
KEPRIBADIAN
DAN KONSEP DIRI Setiap
orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelian.
Yang dimaksudkan dengan kepribadian (personality),
adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang
relatif konsisten dan tahap lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk
perilaku pembelian). Kita sering menggambarkannya sebagai sifat seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, rasa hormat, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian juga dapat menjadi variabel
yang berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Idenya bahwa merek juga
mempunyai kepribadian, dan konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya
sesuai dengan mereka. Kami mendefinisikan kepribadian
merek (brand personality) sebagai bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat
kita kaitkan pada merek tertentu.
Jennifer Aaker
dari stanford meriset kepribadian merek yang mengidentifikasi sifat-sifat
berikut.
1. ketulusan/sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2. kegembiraan/excitement (berani, bersemangat, imajinatif, dan modern)
3. kompetensi/competence (dapat diandalkan, cerdik, dan sukses)
4. kesempurnaan/sophisticated (kelas atas dan menarik)
5. ketahanan/ruggedness (perpetualan dan tangguh)
Ia menganalisis
beberapa merek terkenal dan menemukan bahwa sejumlah merek tersebut cenderung
kuat pada satu sifat tertentu: levi’s dengan “ketahanan”; MTV dengan
“kegembiraan”; CNN dengan “kompetensi”; dan campbell dengan “ketulusan”.
Implikasinya bahwa merek-merek ini akan menarik orang yang memiliki sifat
kepribadiaan yang sama. Kepribadian merek dapat memiliki beberapa atribut:
levis’s menunjukkan juga kepribadian yang muda, pemberontak, otentik, dan
amerika.
Study
lintas budaya yang mengeksplorasi kemampuan generalisasi skala Aaker di luar
amerika serikat menemukan bahwa tiga dari lima faktor dapat diterapkan di
jepang dan spanyol, tetapi dimensi “kedamaian” menggantikan “ketahanan”, baik
di jepang maupun di spanyol, dan dimensi “hasrat” muncul di spanyol
menggantikan “kompentensi”. Riset tentang kepribadian merek di korea
mengungkapkan dua faktor budaya tertentu-kesukaan pasif dan dominasi-yang
mencerminkan pentingnya nilai-nilai konfusius dalam sistem sosial dan ekonomi
korea.
Konsumen
sering memilih dan menggunakan merek yang mempunyai kepribadian merek yang
konsisten dengan konsep diri mereka sendiri (cara kita memandang diri sendiri),
meskipun penyesuaian itu mungkin berdasarkan konsep diri ideal konsumen (cara
kita ingin memandang diri sendiri) atau berdasarkan konsep diri orang lain
(cara pandang orang lain terhadap kita). Pengaruh ini mungkin juga lebih nyata
untuk produk yang dikonsumsi secara publik dibandingkan barang yang dikonsumsi
secara pribadi. Di pihak lain, konsumen yang memiliki “pengamatan diri” yang
tinggi yaitu, sensitif terhadap cara orang lain memandang mereka—lebih
cenderung memiliki merek yang kepribadiannya sesuai dengan situasi konsumsi.
Terakhir, sering kali konsumen memiliki berbagai aspek diri (profesional yang
serius, peduli pada anggota keluarga, aktif dan suka bersenang-senang) yang
mungkin ditunjukkan secara berbeda pada situasi yang berbeda atau di sekitar
jenis orang yang berbeda.
GAYA
HIDUP DAN NILAI
Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda.
Sebagian gaya
hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu konsumen. Perusahaan
yang bertujuan melayani konsumen dengan keuangan terbatas akan menciptakan
produk jasa murah. Dengan menciptakan produk untuk konsumen yang hemat.
Wal-mart telah menjadi perusahaan terbesar di dunia. “harga murah setiap hari”
yang diusungnya memeras puluhan miliar dolar dari rantai pasokan eceran
memberikan penghematan yang lebih besar untuk pembelanjaan dalam bentuk harga
penwaran terendah. “terobosan pemasaran: IKEA” menggarisbawahi resep
keberhasilan global IKEA dalam menarik pembelanja yang sadar harga di pasar
perabot.
Konsumen
yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking),
melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. Mereka juga membayar
orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu penting daripada uang. Perusahaan
yang bertujuan yang melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang
nyaman bagi kelompok ini.
Dalam
beberapa kategori, terutama pemrosesan makanan, perusahaan yang membidik
konsumen dengan keterbatasan waktu harus menyadari bahwa konsumen ini ingin
mempercayai bahwa mereka tidak beroperasi dalam keterbatsan waktu. Pemasar
menyebut orang yang mencari kenyamanan dan keterlibatan dalam proses memasak
sebagai “segmen keterlibatan kenyamanan”.
Keputusan
konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (care value), sistem kepercayaan yang
mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau
sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam
jangka panjang. Pemasar yang membidik konsumen berdasarkan nilai-nilai percaya
bahwa bila produk sesuai dengan kepribadian dalam diri konsumen, produk itu
dapat dipengaruhi kepribadian luar – perilaku pembelian konsumen.
2.2
Proses Psikologis Kunci
Titik awal untuk memahami perilaku
konsumen adalah model respons rangsangan yang diperlihatkan dalam perasaan 6.1.
Rangsangan pemasar dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok
proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu
menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran kosumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari
luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis kunci—motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan memori mempengaruhi respos konsumen secara
fundamental.
2.2.1 Motivasi:
Fraud, Maslow, Herzberg
Kita semua mempunyai banyak kebutuhan
pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik; kebutuhan itu timbul
dari keadaan tekanan psikologis seperti rasa lapar, rasa haus atau rasa tidak
nyaman. Kebutuhan bersifat psikogenik kebutuhan yang timbul dari keadaan
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
memiliki. Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat
sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak.
Motivasi mempunyai dua arah-kita memilih satu tujuan diatas tujuan lainnya—dan
intensitas—energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
Tiga
teori terkenal tentang motivasi manusia-teori Sigmund Freud, Abraham Maslow dan
Predrick Herzberg—membawa implikasi yang cukup berbeda bagi analisis konsumen
dan strategi pemasaran.
TEORI
MASLOW
Abraham Mashlow berusaha menjelaskan mengapa orang
didorong oleh kebutuhan tertentu. Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia
diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan
– kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri *lihat peraga 6.2). Orang-orang
akan berusaha memuaskan kebutuhan terpentingnya lebih dahulu. Ketika seseorang
berhasil memuaskan sebuah kebutuhan penting, maka ia akan berusaha memuaskan
kebutuhan penting berikutnya. Misalnya, pria yang kelaparan (kebutuhan 1) tidak
akan tertarik pada kejadian terbaru di dunia seni (kebutuhan 5), atau pada
bagaimana ia dipandang oleh orang lain (kebutuhan 3 atau 4), atau bahkan apakah
ia menghirup udara yang bersih (kebutuhan 2); tetapi ketika ia mempunyai cukup
makanan dan air, kebutuhan berikutnya akan menjadi relevan.
TEORI
HERZBERG
Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor
yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier
(faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier (faktor yang menyebabkan kepuasan). Ketiadaan dissatisfier tidak cukup untuk
memotivasi pembelian; harus ada satisfieri.
Misalnya, komputer yang tidak disertai jaminan akan menjadi ketidakpuasan.
Tetapi kehadiran jaminan produk tidak akan bertindak sebagai kepuasan atau
motivator pembelian, karena jaminan produk bukan sumber kepuasan intrinsik.
Kemudahan penguunaan akan menjadi kepuasan.
Teori
Herzberg mempunyai dua implikasi. Pertama, penjual seharusnya melakukan yang
terbaik untuk menghindari ketidakpuasan (misalnya, manual pelatihan yang buruk
atau kebijakan layanan yang buruk). Meskipun hal ini tidak akan menjual produk,
hal ini mengakibatkan produk tidak mudah terjual. Kedua, penjual harus
mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator utama pembelian di pasar dan
kemudian memasok mereka.
2.2.2 Persepsi
Orang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana ia bertindak dipengaruhi oleh
pandangannya tentang situasi. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada
realitas, karena persepsi konsumen mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin
utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik,
tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan
kondsi dalam setiap diri kita. Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yag
berbicara dengan cepat bersifat agresif dan tidak jujur; orang lain mungkin
menganggapnya rajin dan membantu. Masing-masing orang mungkin akan merespon
secara berbeda terhadap wiraniaga.
Dalam
pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi yang
mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi berbeda
tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman: atensi selektif, distorsi
selektif, dan retensi selektif.
ATENSI
SELEKTIF
Atensi/perhatian adalah alokasi pemrosesan kapasitas
terhadap beberapa rangsangan. Atensi sukarela adalah sesuatu yang bermakna; tak
sukarela disebabkan oleh seseorang atau sesuatu. Diperkirakan bahwa rata-rata
orang terpapar oleh lebih dari 1.500 iklan atau komunikasi merek sehari. Karena
kita tidak mungkin dapat mendengarkan semua ini, kita menyortir sebagian besar
rangsangan tersebut—sebuah proses yang disebut atensi selektif (selective
attention). Atensi selektif berati bahwa pemasar harus bekerja keras untuk
menarik atensi konsumen. Tantangan sebenarnya adalah menjelaskan rangsangan
mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini beberapa temuan:
1. Orang
cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya
saat ini—Orang yang termotivasi untuk membeli
komputer akan memperhatikan iklan komputer; ia tidak akan terlalu memperhatikan
iklan DVD.
2. Orang
cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi—Anda
akan lebih memperhatikan komputer daripada radio di took komputer karena anda
tidak mengharapkan took itu menjual radio.
3. Orang
cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang deviasinya besar dalam
hubungannya dengan ukuran normal rangsangan—Anda
akan lebih memperhatikan penawaran pemotongan harga $100 dari daftar harga
komputer daripada penawaran potongan harga $5.
Meskipun kita
banyak melakukan penyortiran kita dipengaruhi oleh rangsangan yang tak terduga,
seperti penawaran tiba-tiba lewat surat, telepon, atau dari wiraniaga. Pemasar
mungkin berusaha mempromosikan penawaran mereka secara intrusif untuk
menghindari saringan atensi selektif.
DISTORSI
SELEKTIF
Bahkan rangsangan yang diperhatikan tidak selalu
datang dalam cara yang dimaksudkan oleh pengirim. Distorsi selektif (selective
distortion) adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara
yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering mendistorsi informasi
agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk yang sudah
ada sebelumnya.
Untuk
demonstrasi kekuatan keyakinan merek konsumen yang lengkap, perhatikan bahwa
dalam uji selera “buta”, sekelompok konsumen mendapatkan sampel produk tanpa
mengetahui apa merek tersebut, sementara kelompok lainnya mengetahui. Biasanya,
kelompok tersebut mempunyai opini berbeda, meski mengkonsumsi produk yang
benar-benar sama.
Ketika
konsumen melaporkan opini yang berbeda tentang versi bermerek dan tidak
bermerekdari produk yang identik, yang terjadi adalah keyajinan merek dan
produk mereka, yang tercipta dari berbagai sarana (pengalaman masa lalu,
kegiatan pemsaran untuk merek, atau sejenisnya), entah bagaimana mengubah
persepsi produk mereka. Kita dapat menemukan contoh untuk hampir setiap jenis
produk. Ketika Coors mengubah labelnya dari “Banquet Beer” menjadi “Original
Draft,” konsumen menyatakan rasanya berubah meskipun formulanya tidak.
Distorsi
selektif dapat bekerja untuk keunggulan pemasar yang memiliki merek kuat ketika
konsumen mendistorsi informasi merek netral atau tidak jelas untuk membuatnya
lebih positif. Dengan kata lain, rasa bir seakan lebih enak, mobil mungkin
terasa lebih halus dikendarai, waktu tunggu dalam antri bank terasa lebih
pendek, tergantung pada merek tertentu yang terlibat.
RETERENSI
SELEKTIF
Sebagian besar dari kita tidak mengingat kebanyakan
informasi yang dipaparkan kepada kita, tetapi kita mempertahankan informasi
yang mendukung sikap dan keyakinan kita. Kareana reterensi selektif (selective
retention) , kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang kita
sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. Reterensi selektif
sekali lagi bekerja untuk keunggulan merek-merek kuat. Hal ini juga menjelaskan
mengapa pemasar harus menggunakan pengulangan—untuk memastikan pesan mereka
tidak diabaikan.
PERSEPSI
BAWAH SADAR
Mekanisme persepsi selektif membutuhkan keterlibatan
dan pemikiran aktif konsumen. Sebuah topik
yang telah mempesona benayak pemasar selama berabad-abad adalah persepsi bawah sadar (subliminal perception). Mereka
berpendapat bahwa pemasar menyisipkan pesan rahasia dan tersembunyi dalam iklan
atau kemasan. Konsumen tidak menyadarinya, tetapi pesan tersebut mempengaruhi
perilaku. Meskipun jelas bahwa proses mental mencakup berbagai efek bawah sadar
yang kecil, tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa pemasar dapat
mengendalikan konsumen secara sistematis pada tingkat tersebut, terutama dalam
hal mengubah keyakinan yang cukup penting atau keyakinan yang dipegang eart.
Pembelajaran
Ketika kita bertindak, kita belajar. Pembelajaran (learning) mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari
pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian
pembelajaran itu tidak disengaja. Ahli teori pembelajaran percaya bahwa
pembelajaran dihasilkan melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda,
respons, dan penguatan. Dua pendekatan populer terhadap pembelajaran adalah
pengkondisian klasik dan pengkondisian operant
(instrumental).
Dorongan (drive) adalah rangsangan internal kuat yang mendorong tindakan. Pertanda (cue) adalah rangsangan minor yang menentukan kapan, di mana, dan
bagaimana seseorang merespons. Misalkan anda membeli komputer HP. Jika
pengalaman anda menggembirakan, respons anda terhadap komputer dan HP akan
menguat secara positif. Kemudian, ketika anda ingin membeli printer,anda mungkin mengasumsikan bahwa
karena HP telah membuat komputer yang bagus, HP juga membuat printer yang bagus. Dengan kata lain,
anda menggeneralisasikan respons anda terhadap rangsangan yang sama. Lawan
generalisasi adalah diskriminasi. Diskriminasi
(discrimination) berarti kita telah belajar menyadari
perbedaan dalam sekumpulan rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan respons
kita menurut perbedaan itu.
Teori pembelajaran mengajarkan pemasar
bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk dengan
mengasosiakannnya dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda yang
memotivasi, dan meyediakan penguatan positif. Sebuah perusahaan dapat memasuki
pasar dengan menggunakan dorongan yang sama dengan yang digunakan pesaing dan
dengan memberikan pertanda yang sama, karena pembeli mungkin akan memindahkan
loyalitasnya ke merek yang serupa (generalisasi); atau perusahaan mungkin
merancang mereknya agar menggunakan kumpulan dorongan yang berbeda dan
menawarkan rangsangan pertanda yang kuat untuk beralih (diskriminasi).
Beberapa periset menyukai pendekatan
yang lebih aktif, kognitif ketika pembelajaran tergantung pada kesimpulan atau
interpretasi yang dibuat konsumen tentang hasil (apakah pengalaman konsumen
yang tidak menyenangkan dulu akibat produk yang buruk atau apakah konsumen
gagal mengikuti instruksi dengan benar?). bias
hedonis (hedonic bias) mengatakan
orang mempunyai kecenderungan umum untuk mengaitkan keberhasilan pada diri
merekadan kegagalan pada penyebab eksternal. Maka konsumen lebih sering
menyalahkan produk daripada diri mereka, memberikan tekanan kepada pemasar
untuk menjelaskan fungsi produk secara lebih cermat dalam kemasan dan label
yang dirancang dengan baik, iklan dan situs Web instruktif, dan seterusnya.
2.2.3 Memori
Semua informasi dan pengalaman yang kita
hadapi ketika menjalani hidup dapat berakhir di memori jangja oanjang kita.
Ahli psikologi kognitif membedakan antara memori
jangka pendek (short term memory—STM)—penyimpanan
informasi temporer dan terbatas—dan memori
jangka panjang (long term memory—LTM)
–penyimpanan yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
Pandangan
strujtur memori jangka panjang yang paling diterima secara luas mengasumsikan
kita membentuk bebrapa model asosiatif. Misalnya, model memori jaringan asosiatif (associative network model) memandang LTM sebagai sekumpulan node
dan penghubung. Node adalah informasi yang tersimpan yang dihubungkan dengan
ppenghubung yang kekuatannya bervariasi. Semua jenis informasi dapat disimpan
dalam jaringan menurut memori, termasuk informasi verbal, visual, abstrak, dan
kontekstual. Proses aktivasi penyebaran
dari node ke node ,ememtukan seberapa besar informasi yang kita terima
kembali dan informasi apa yang benar-benar dapat kita ingat dalam situasi
tertentu. Ketika sebuah node diaktifkan karena kita memproses informasi
eksternal (kettika kita membaca atau mendengar sebuah kata atau frase) atau
menerima kembali informasi internal dari LTM (ketika kita memikirkan beberapa
konsep), node lain juga diaktifkan jika node lain itu cukup kuat berasosiasi
dengan node awal.
Salam
model ini, lota dapat menganggap pengetahuan merek konsumen sebagai node dalam
memori dengan berbagai asosiasi yang terhubung. Kekuatan dan organisasi
asosiasi ini akan menjadi determinan penting dari informasi yang dapat kita
ingat tentang merek. Asosiasi merek (brand association) terdiri dari semua
pikiran, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, kepercayaan, sikap, dam
sebagainya yang berkaitan dengan merek dan berhubungan dengan node merek.
Kita
dapat menganggap pemasaran sebagai cara unruk memastikan bahwa konsumen
mendapatkan jenis pengalaman produk dan jasa yang tepat untuk menciptakan
struktur pengetahuan merek yang tepat dan mempertahankan merek tersebut dalam
memori. Perusahaan seperti Procter & Gamble ingin menciptakan petamental
konsumen yang menggambarkan pengetahuan mereka tentang merek tertentu
berdasarkan asosiasi kunci yang mungkin terpicu dalam pengaturan pemasaran, dan
kekuatan relatif, rasa
suka, dan keunikan mereka bagi konsumen. Peraaga 6.3 menyajikan peta mental
yang sangat sederhana yang menjelaskan keyakinan merek untuk konsumen
hipotesiis asuransi State Farm.
PROSES
MEMORI
Memori adalah proses yang sangat konstruktif, karena
kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat. Sering
kita mengingat beberapa keeping dan potongan dan mengisi sisanya berdasarkan
hal lain yang kita ketahui.
Pemrograman memori menggambarkan
bagaimana dan di mana informasi masuk ke dalam memori. Kekuatan asosiasi yang
dihasilkan tergantung pada seberapa banyak kita memroses informasi pada saat
pemrograman (seberapa banyak kita memikirkannya, misalnya) dan dengan cara apa.
Secara
umum, semakin banyak perhatian yang kita berikan pada arti informasi sepanjang
pemrograman, semakin kuat asosiasi dalam memori yang dihasilkan. Ketika seorang
konsumen secara aktif memikirkan dan “mengelaborasikan” arti penting informasi
produk atau jasa, asosiasi yang diciptakan dalam memori semakin kuat. Konsumen
juga lebih mudah menciptakan asosiasi terhadap informasi baru ketika struktur
pengetahuan yang ekstensif dan relevan sudah berada dalam memori. Salah satu
alasan pengalaman pribadi menciptakan asosiasi merek yang begitu kuat adalah
informasi tentang produk tersebut dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang
ada.
Tingkat
kemudahan kita dalam mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur
pengetahuan yang sudah ada juga sangat tergantung pada kesederhanaan,
kejelasan, dan ketepatannya. Paparan berulang terhadap informasi, juga
memberikan peluang yang lebih besar bagi pemrosesan dan selanjutnya potensi
asosiasi yang lebih kuat. Meskipun demikian, riset iklan baru-baru ini di
lapangan menyarankan bahwa tingkat repetisi yang tinggi untuk iklan yang tidak
melibatkan konsumen dan tidak persuasif tampaknya tidak memiliki banyak dampak
penjualan dibandingkan tingkat repitisi yang rendah untuk iklan yang melibatkan
konsumen dan persuasif.
PENGAMBILAN
MEMORI
Pengambilan memori (memory
retrieval) merupakan cara informasi daiambil dari
memori. Menurut model memori jaringan asosiatif, asosiasi merek yang kuat lebih
mudah diakses dan lebih mudah diingat oleh “aktivasi penyebaran”. Udaha
mengingat dalam informasi merek yang berhasil
tidak hanya bergantung pada kekuatan awal informasi terseut dalam
memori. Ada tiga faktor yang sangat penting.
Pertama,
kehadiran informasi produk lain dalam memori dapat menghasilkan pengaruh
interferensi dan menyebabkan kita ggal mengenali atau bingung dengan data baru.
Salah satu tantangan pemasaran dalam kategori yang padat dengan banyak
pesaing—misalnya, maskapai penerbangan , layanan keuangan, dan perusahaan
asuransi—adalah bahwa konsumen dapat mencampuradukkan merek.
Kedua,
waktu antara paparan terhadap informasi dan pemrograman berpengaruh—semakin
lama waktu tunda, semakin lama asosiasi itu. Meskipun demikian, waktu yang
berlalu sejak kesempatan paparan terakhir telah diperlihatkan secara umum hanya
menghasilkan kerusakan bertahap saja. Ahli psikologi kognitif percaya bahwa
memori sangat tahan lama, sehungga informasi tersimpan dalam memori, kekuatan
kerusakan asosiasinya sangat lambat.
Ketiga,
informasi mungkin tersedia dalam memori tetapi tidak dapat diakses (dapat
diingat) tanpa tanda pemuih atau pengingat yang tepat. Asosiasi tertentu untuk
sebuah merek yang terpikirkan tergantung pada konteks yang kita pertimbangkan.
Namun, semakin banyak pertanda yang terhubung dengan sepotong informasi,
semakin besar kemungkinan bahwa kita dapat mengingatnya. Efektivitas pertanda
pengambilan merupakan salah satu alas an pemasaran di dalam supermarket atau
semua took eceran begitu penting—kemasan prosuk aktual, penggunaan tampilan
iklan mini dalam toko, dan seterusnya. Informasi yang dikandung oleh iklan dan
pengingat yang diletakkan pada iklan atau informasi lain yang sudah
dikomunikasikan di luar toko akan menjadi determinan utama dari pengambilan
keputusan konsumen.
Meskipun
demikian, memori sering kali menjadi rekonstruktif, dan konsumen bisa mengingat
pengalaman dengan sebuah merek secara berbeda dari fakta sebenarnya akibat
adanya intervensi faktor atau kejadian lain.
2.3
Proses Keputusan Pembelian: Model Lima Tahap
Proses
psikologis dapat memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen
benar-benar membuat keputusan pembelian emreka. Table 6.3 menyajikan daftar
beberapa pertanyaan perilaku konsymen utama berdasarkan pertanyaan “siapa, apa.
Kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa”.
Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami
proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh—semua pengalaman mereka dalam
pembelajaran, memilih, menggunakan, fan bahkan menyingkirkan produk. Bissel
mengembangkan penyedot debu Steamn’ Clean berdasarkan pengalaman percobaan
prosuk dari kelompok PTA local di dekat kantor pusat perusahaan di Grand
Rapids, Michigan. Hasilnya adalah perubahan nama, alat tambahan berkode warna,
dan infomersial yang menjelaskan fitur khususnya.
Periset pemasaran telah mengembangkan
“model tingkat” proses keputusan pembelian (lihat peraga 6.4). konsumen melalui
lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Jelas, proses pembelian
dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu
lama setelahnya.
Konsumen tidak selalu melalui lima tahap
pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik
beberapa tahap. Ketika anda membeli merek pasta gigi regular anda, anda
langsung bergerak dari kebutuhan akan pasta gigi ke keputusan pembelian,
melewatkan tahap pencarian informasi dan evaluasi. Meskipun demikian, model
dalam peraga 6.4 memberikan kerangka referensi yang baik, karena model itu
menangkap kisarah penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi
pembelian baru yang memerlukan
Proses pembelian
dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dirimu oleh
rangsangan internal atau eksternal.
Dengan rangsangan internal, salah
satu dari kebutuhan internal seseorang--rasa lapar, haus, seks--naik ke tingkat
maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul karena rangsangan
eksternal. Seseorang mungkin mengagumi
mobil baru tetangga atau melihat iklan televisi untuk liburan ke Hawai, yang
memicu tentang kemungkinan melakukan pembelian.
Pemasar harus
mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen. Lalu
mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel seperti
barang-barang mewah, paket liburan, dan pilihan hiburan, Pemasar mungkin harus
Tabel 6.3 Memahami Perilaku Konsumen
Siapa yang membeli produk atau jasa
kami?
Siapa yang mengambil keputusan untuk
mengambil produk?
Siapa yang mempengaruhi untuk membeli
produk?
Bagaimana keputusan pembelian dibuat?
Siapa yang mengasumsikan peran?
Apa yang dibeli pelanggan? Apa yang
harus dipuaskan?
Mengapa pelanggan membeli merek
tertentu?
Ke mana mereka pergi atau mencari
produk atau jasa yang dibeli?
Kapan mereka membeli? Apakah ada
faktor musiman?
Bagaimana produk kita dianggap oleh
pelanggan?
Bagaimana sikap pelanggan terhadap
produk kita?
Faktor sosial apa yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian?
Apakah gaya hidup pelanggan
mempengaruhi keputusan mereka?
Bagaimana faktor pribadi atau
demografis mempengaruhi keputusan pembelian?
|
Sumber. Berdasarkan daftar dari George
Belah dan Michael Beich, Advertising
and communication Management, Ed 6 (Hornewood, IL:Irwin, 2003).
|
meningkatkan motivasi konsumen sehingga
pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.
2.3.2 Pencarian
Informasi
Ternyata, konsumen sering mencari jumlah
informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama,
setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang
melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua
tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah
disebut perhatian tajam. Pada tingkat
ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah
produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif mencari bahan bacaan, menelpon teman,
melakukan kegiatan online, dan
mengunjungi took untuk memperlajari produk tersebut.
Sumber
Informasi
Ø Pribadi.
Keluarga, teman, tetangga, rekan.
Ø Komersial.
Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
Ø Public.
Media, massa, organisasi pemeringkat konsumen.
Ø Eksperimental.
Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Secara umum, konsumen menerima informasi
terpenting tentang sebuah produk dari komersial – yaitu sumber yang didominasi
pemasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari
sumber pribadi atau sumber public yang merupakan otoritas independen.
Sumber komersial biasanya melaksanakan
fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau
evaluasi. Misal, dokter sering mempelajari obat – obat baru dari sumber
komersial tetapi beralih ke dokter lain untuk sumber evaluasi.
DINAMIKA PENCARIAN Kotak pertama dalam
PERAGA 6.5 memperlihatkan total kumpulan merek
yang tersedia bagi konsumen. Konsumen perorangan hanya akan mengetahui sebagian
merek ini, kumpulan pertimbangan, akan
memenuhi kriteria pembelian awal. Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi,
hanya beberapa, kumpulan pilihan, yang
menjadi calon kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari kumpulan ini. Perasa
6.5 menjelaskan bahwa sebuah perusahaan harus menyusun strategi agar mereknya
dapat masuk ke dalam kelompok kesadaran, pertimbangan, dan pilihan prospek.
Jika seorang pemilik toko makanan mula mula mengatur yogurt berdasarkan merek
dan kemudian berdasarkan rasa dalam setiap merek, konsumen cenderung memilih
rasa lain dari merek sama.Meskipun demikian, jika semua yoghurt strawberry
disatukan, kemudian semua yogurht vanilla dan seterusnya, konsumen mungkin
memilih rasa mana yang mereka inginkan lebih dulu, dan kemudian memilih nama
merek yang merka inginkan untuk rasa tertentu itu.
2.3.3 Evaluasi
Alternatif
Beberapa konsep
dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: Pertama, konsumen
berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu
dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing – masing produk sebagai
sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut minat pembeli bervariasi
sesuai produk – misalnya:
1. Hotel
– lokasi, kebersihan, atmosfer, harga.
2. Obat
kumur – warna, efektivitas, kapasitas pembunuh
kuman, rasa,harga.
3. Ban
– keamanan, umur alur ban, kualitas pengendaraan,
harga.
KEYAKINAN DAN SIKAP Melalui pengalaman dan
pembelajaran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap. Selanjutnya, keykian
dan sikap mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan (believe) adalah pemikiran
deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu. Sama pentingnya dengan
sikap (attitude) yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau
tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan
terhadap beberapa objek atau ide.
MODEL EKSPETASI NILAI Model
ekspetasi nilai (expectancy value model) pembentukan sikap menduga bahwa
konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek
mereka positif dan negative berdasarkan arti
pentingnya. Misalnya Linda telah mempersempit kumpulan pilihannya menjadi
empat computer laptop (a,b,c,d). asumsikan ia tertarik pada tiga atribut:
kapasitas memori, kapabilitas grafis, ukurannya berat, serta harga. Tabel 6.4
memperlihatkan keyakiannya tentang peringkat masing – masing merek atas ketiga
atribut itu. Jika sebuah komputer mendominasi komputer mendominasi komputer
lainnya dalam semua kriteria, kita dapat memprediksi bahwa linda akan
memilihnya. Jika linda ingin kapasitas memori terbaik, ia dapat membeli C, jika
menginginkan kapabilitas grafis terbaik, ia seharusnya membeli A dan
seterusnya. Jika linda ingin mengetahui berat yang direkatkan Linda pada
ketempat atribut, kita dapat lebih memprediksinya pilihan komputernya dengan
lebih handal. Misalkan ia mengalokasikan 40% arti penting itu pada kapasitas
memori computer, 30% unutk kapabilitas grafis 20% untuk ukuran dan berat serta
10 % untuk harga. Utnuk menentukan nilai anggapan bagi setiap computer, menurut
model ekspetasi nilai, kita mengalikan beratnya dengan keyakinannya tentang
atirbut setiap computer. Perhitungan ini menghasilkan nilai anggapan berikut:
Komputer A :
0,4(8) + O.3(9) + 0,2(6) + 0,1(9) = 8,0
Komputer B :
0,4(7) + 0,3(7) + 0,2(7) + 0,1(7) = 7,0
Komputer C :
0,4(10) + 0,3(4) + 0,2(3) + 0,1(2) = 6,0
Komputer D :
0,4(5) + 0,3(3) + 0,2(8) + 0,1(5) = 5,0
Tabel
6.4
Keyakinan
Merek Konsumen tentang Komputer Laptop
Komputer Laptop
|
Atribut
|
|||
Kapasitas Memori
|
Kapabilitas grafis
|
Ukuran dan Berat
|
Harga
|
|
A
|
8
|
9
|
6
|
9
|
B
|
7
|
7
|
7
|
7
|
C
|
10
|
4
|
3
|
2
|
D
|
5
|
3
|
8
|
5
|
Catatan:
setiap atribut menduduki peringkat 0 sampai 10, dimana 10 merpresentasikan
tingkat tertinggi atas atribut tersebut. Meskipun demikian, indeks harga
ditentukan secara terbaik, dengan 10 merpresentasikan harga terendah, karena
konsumen lebih menyukai harga rendah daripada harga tinggi.
|
Formulasi model
ekspetasi memprediksikan bahwa linda akan menyukai computer A, yaitu (8,0)
mempunyai anggapan nilai tertinggi. Misalkan sebagian besar pembeli computer
membentuk preferensi mereka dengan cara yang sama. Dengan mengethau hal pemasar
computer B, misalnya, dapat menerapkan strategi berikut untuk merangsang minat
yang lebih besar terhadap merek B:
§ Merancang ulang computer: teknik ini
disebut reposisi nyata.
§ Mengubah keyakinan tentang merek:
berusaha mengubah keyakinan tentang merek disebut reposisi psikologis.
§ Mengubah keyakinan tentang merek
pesaing: strategi ini disebut deposisi kompetitif, masuk akal ketika pembeli
salah menyukai merek pesaing mempunyai kualitas lenih baik daripada sebenernya.
§ Mengubah bobot arti penting: pemasar
dapat berusaha membujuj pembeli untuk merekatkan lebih banyak arti penting pada
atrobut atribut diaman kerja merek sangat baik.
§ Memperhatikan atribut yang terabaikan:
pemasar dapat menarik perhatian pembeli ke atribut yang terbaikan, seperti gaya
atau kecepatan pemrosesan.
§ Mengubah prinsip pembeli: pemasar dapat
berusaha membujuk pembeli utnuk mengubah tingkat prinsip mereka untuk satu atau
lebih atribut.
2.3.4 Keputusan
Pembelian
Dalam tahap
evaluasi, konsumen membentuk prefensi antarmerek dalam kumpulan pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang palin sukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima
subkeputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2); kuantitas (satu computer),
waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).
MODEL NONKOMPENSATORIS DARI PILIHAN KONSUMEN
Model ekspetansi
nilai merupakan model kompensatoris, yaitu hal hal yang di anggap baik untuk
sebuah produk dapat membantu menutup hal hal yang dianggap buruk. Tetapi
konsumen sering mengambil “jalan pintas mental” dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah aturan sederhana atau
jalan pintas mental dalam proses keputusan.
Heuristik
terdapat tiga pilihan :
1.
Dengan
heuristik
konjungtif (conjuctive
heuristic), konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum yang dapat diterima
untuk setiap atribut dan memilih alternative pertama yangmemenuhi standar
minimum untuk semua atribut.
2.
Dengan
heuristik leksikografis (lexicographic heuristic), konsumen milih
merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting. Dengan aturan
keputusan ini.
3.
Dengan
heuristik eliminasi berdasarkan aspek (eliminatio- by-aspects-heuristic), konsumen membandingkan merek
berdasarkan atribut yang dipilih secara probalistik – dimana probabilistic
pemilihan atribut berhubunagn positif dengan arti pentingnya dan menghilabgkan
merek yang tidak memenuhi batasan minimum yang dapat diterima.
FAKTOR PENGINTERVENSI Bahkan jika monsumen
nmembentuk evaluasi merek, dua factor umum dapat menginvestasi antara maksud
pembelian dan keputusan pembelian ( Peraga 6.6 ) yang pertama adalah sikap
orang lain. Batas dimana sikap seseorang mengurangi prefensi kita untuk sebuah
alternative tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negative orang lain
terhadap alternative yang kita sukai dan (2)
motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain. Factor keuda adalah
factor situsional yang tidak diantisipasi
yang mungkin muncul untuk mengubah niat pembelian. Prefensi dan niay pembelian
bukan factor prediksi perilaku pembelian yang dapat diandalkan seluruhnya.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan
pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggpan. Konsumen dapat menilai banyak
jenis risiko dalam membeli dan mengkomsumsi sebuah produk:
1.
Risiko
fungsional, produk tidak bekerja sesuai harapan.
2.
Risiko
fisik, produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang
lain.
3.
Risiko
keuangan, produk tidak layak harga yang dibayarkan.
4.
Risiko
social, produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
5.
Risiko
psikologis, produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna.
6.
Risiko
waktu, kegagalan produk menghasilkan biaya penting untuk menemukan produk
memuaskan lainnya.
Konsumen
mengembangkan rutinitas untuk mengurangi ketidakpastian dan konsekuensi risiko
negative, seperti menghindari keputusan, mengumpulkan informasi dari teman, dan
preferensi nama merek nasional dan jaminan.
Langkah-langkah
antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
2.3.5 Perilaku
Pascapembelian
Setelah
pepmbelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur
mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal hal menyenangkan tentang merek lain
dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusan. Komunsikasi pemasaran
seharusnay memasok keyakinan dan evaluasi yang mmeperkuat pilihan konsumen dan
membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut. Karena itu tugas pemasar
tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca
pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian.
KEPUASAN PASCAPEMBELIAN
Kepuasan
merupakan fungsi kedekatan antara harapam dan kinerja anggapan produk. Jika
kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan konsumen
puas.
TINDAKAN PASCAPEMBELIAN
Jika
konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas
cenderung mengatakan hal hal baik tentang merek kepada orang lain. Dipihak
lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk.
Mereka mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk tinggi. Mereka
mungkin mengajukan tuntutan umum untuk
melayangkan keluahan kepada perusahaan, menggunakan pengacara,atau melayangkan
keluhan ke kelompok lain(seperti badan bisnis, swasta atau pemerintah).
PENGGUNAAN DAN PENYINGKIRAN
PASCAPEMBELIAN
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan
menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat
konsumsi produk semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat
mereka kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuensi
penggunaan produk terjadi ketika persepsi konsumen tentang penggunaan mereka
berbeda dari kenyataan. Konsumen mungkin gagal mengganti produk yang memiliki
rentang umur relatif pendek dengan cukup cepat karena mereka salah menilai umur
produk. Mungkin cara termudah untuk meningkatkan penggunaan adalah mempelajari
kapan penggunaan aktual kurang dari yang lebih teratur guna menanggulangi
potensi masalah.
Jika konsumen membuang produk, pemasar harus tahu
bagaimana mereka membuangnya, terutama jika seperti baterai, kemasan minuman,
peralatan elektronik, dan popok sekali pakai yang dapat merusak lingkungan.
2.4 Teori Lain Tentang Pengambilan Keputusan Konsumen
Tingkat
Keterlibatan Konsumen
Model ekspentasi nilai mengamsumsi tingkat keterlibatan yang tinggi di
pihak konsumen. Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan
tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam
merespon rangsangan pemasaran.
MODEL
KEMUNGKINAN ELABORASI
Richard Petty dan John Cacioppo, model yang banyak dipakai mengenai formasi
dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik
dalam keadaan keterlibatan rendah maupun tinggi. Ada dua alat persuasi dalam
model mereka: rute pusat, dimana formasi atau perubahan sikap merangsang banyak
pikiran dan berdasarkan pertimbangan cermat dan rasional tentang informasi
produk terpenting: dan rute periferal (tepi), di mana formasi atau perubahan
sikap mendorong jauh lebih sedikit pikiran dan berasal dari asosiasi merk
dengan pertanda periferal positif maupun negatif.
Konsumen mengikuti rute
pusat hanya jika mereka memiliki motivasi, kemampuan, dan kesempatan yang
cukup. Dengan kata lain, konsumen pasti ingin mengevaluasi merk secara detail,
mempunyai merk yang diperlukan serta pengetahuan produk atau jasa didalam
memori, dan mempunyai waktu yang cukup serta pengaturan yang tepat.
STRATEGI
PEMASARAN KETERLIBATAN RENDAH
Banyak produk dibelli
dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan perbedaan merk yang signifikan.
Jika konsumen terus memakai merk yang sama, hal itu hanya kebiasaan, bukan
loyalitas merk yang kuat. Bukti menunjukkan konsumen mempunyai keterlibatan
rendah terhadap sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
Pemasar menggunakan empat
teknik untuk mencoba mengubah produk keterlibatan rendah menjadi produk
keterlibatan yang lebih tinggi. Pertama, mereka dapat menghubungkan produk
dengan sejumlah isu yang terlibat, seperti ketika Crest menghubungkan pasta
gigi untuk menghindari lubang gigi. Kedua, mereka dapat menghubungkan produk
dengan beberapa situasi pribadi yang melibatkan sesuatu misalnya pembuat jus
buah mulai memasukan vitamin seperti kalsium untuk memperkaya minuman mereka.
Ketiga, pemasar dapat merancang iklan untuk memicu emosi kuat yang berhubungan
dengan nilai pribadi atau pertahanan ego, seperti ketika pembuat sereal mulai
mengiklankan sifat sereal yang sehat untuk jantung bagi orang dewasa dan
pentingnya umur panjang untuk menikmati hidup berkeluarga. Keempat, pemasar
mungkin mengiklankan fitur penting seperti misalnya, ketika bola lampu GE
memperkenalkan versi “ Soft White” strategi ini paling meningkatkan
keterlibatan konsumen dari tingkat rendah ke tingkat moderat; pemasar tidak
perlu mendorong konsumen ke perilaku pembelianketerlibatan tinggi.
Pemasar harus memberi
perhatian khusus untuk memberikan satu atau lebih pertanda positif kepada
konsumen untuk mengesahkan pilihan merk.
PERILAKU PEMBELIAN PENCARI KEBERAGAMAN
Beberapa situasi pembelian
ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan merknya
signifikan. Disini konsumen sering melakukan banyak peralihan merek.
Pemimpin pasar dan merek kecil dalam kategori produk ini mempunyai strategi
pemasaran yang berbeda. Pemimpin pasar akan berusaha mendorong perilaku
pembelian kebiasaan dengan mendominasi ruang rak dengan beragam versi produk
yang berhubungan tetapi berbeda, menghindari kondisi kehabisan stok, dan sering
memsponsori iklan pengingat. Perusahaan pesaing akan mendorong pencarian
keragaman dengan menawarkan harga yang lebih rendah, penawaran khusus, kupon,
contoh gratis, dan iklan yang berusaha memecah siklus pembelian dan konsumsi
konsumen dan menghadirkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
Heuristik
dan Bias Keputusan
Konsumen tidak selalu memproses
informasi atau mengambil keputusan dengan cara yang rasional dan cermat. “
Gagasan Pemasaran: Bagaimana Konsumen Benar – benar Mengambil Keputusan “
menjelaskan beberapa kemajuan terbaru dari studi akademis yang sedang
berkembang tentang bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Ahli teori keputusan berdasarkan perilaku berhasil mengidentifikasi
berbagai heuristik dan bias dalam pengambilan keputusan konsumen setiap hari.
1.
Heuristik Ketersediaan
Konsumen
mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu
contoh hasil tertentu muncul di pikiran mereka.
2.
Heuristik representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas
se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain.
3.
Heuristik Penjangkaran dan Penyesuaian
Konsumen
sampai pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikan berdasarkan informasi
tambahan.
Akuntansi
Mental
Peneliti menemukan bahwa konsumen menggunakan
akuntansi mental ketika konsumen menangani uang mereka. Akuntansi mental (mental
accounting) mengacu pada cara konsumen mengkodekan, mengkategorikan, dan
mengevaluasi hasil finansial dari pilihan. Secara resmi, akuntansi mental
adalah “ kecenderungan untuk mengkategorikan dana atau item nilai meskipun
tidak ada basis logis untuk kategorisasi itu, misalnya, orang sering memisahkan
tabungan mereka ke rekening terpisah untuk memenuhi tujuan yang berbeda
meskipun dana kedua rekening dapat diterapkan ke sembarang tujuan”.
Menurut richard thaler
dari chicago, akutansi mental didasarkan pada sekelompok prinsip inti utama:
1.
Konsumen cenderung memisahkan
keuntungan
2.
Konsumen cenderung mengintegrasikan
kerugian
3.
Konsumen cenderung mengintregasikan
kerugian yang lebih kecil dengan keuntugan yang lebih besar
4.
Konsumen cenderung memisahkan
keuntugan kecil dari kerugian besar
Prinsip
akutansi mental sebagian diturunkan dari teori prospek. Teori prospek
menyatakan bahwa konsumen menetukan kerangka alternatif keputusan mereka berdasarkan keuntugan dan kerugian
menurut fungsi nilai.
Menentukan
Profil proses keputusan pembelian pelanggan
Mereka dapat memikirkan
bagaimana mereka sendiri akan bertindak, dalam metode introspektif. Mereka
dapat mewawancara sejumlah kecil pembeli baru, meminta mereka mengingat
kejadian yang menyebabkan mereka melakukan pembelian, dalam metode
retrospektif. Mereka dapat menggunakan metode prospektif untuk menemukan
konsumen yang berencana membeli produk dan meminta mereka menceritakan jalan
pikiran dalam proses pembelian yang mereka lalui, atau mereka dapat meminta
konsumen menjelaskan cara ideal untuk membeli produk, dalam metode preskriptif.
Setiap metode menghasilkan lembaran langkah langkah dalam proses.
Berusaha memahami perilaku
pelanggan dalam hubungannya dengan produk disebut memetakan sisitem konsumsi
pelanggan, siklus aktivitas pelanggan, atau skenario pelanggan.
Apakah Pembelian
Organisasi itu
Webster
dan wind mendefinisikan pembelian
organisasi (organizational buying) sebagai proses pengembalian
keputusan di mana melalui proses ini organisasi formal menetapkan apakah mereka
perlu membeli produk dan jasa dan mengidentifikasi, mengevaluasi, serta memilih
antara merek dan pemasok yang ada.
Pasar
Bisnis Versus Pasar Konsumen
Pasar
bisnis(business
market) terdiri
Dari semua organisasi yang mendapatkan barang dan jasa yang di gunakan untuk
memproduksi produk atau jasa lain yg kemudian dijual, disewakan atau dipasok ke
organisasi lain. Industri utama termasuk di dalam pasar bisnis adalah
pertanian, perhutanan dan perikanan; keuangan; dan asuransi; distribusi serta
jasa.
Lebih banyak dolar dan barang yang
berpindah tangan dalam penjualan ke pembeli bisnis dibandingkan penjualan ke
pembeli konsumen. Perhatikan proses produksi dan penjualan sepasang sepatu
sederhana. Penyalur kulit mentah harus menjual kulit mentah ke penyamak, yg
menjual kulit ke pabrikan sepatu, yg menjual sepatu ke pedagang grosir,pedagang
yang sepatu ke pengecer, yang pada akhirnya menjual sepatu ke konsumen. Setiap
pihak dalam rantai pasokan juga membeli banyak barang dan jasa lain untuk
mendukung operasi mereka.
Pemasar bisnis menghadapi banyak
tantangan yang sama dengan yang dihadapi pemasar konsumen. Lebih khususnya,
memahami pelanggan mereka dan apa yang
mereka hargai merupakan hal yang sangat penting bagi keduanya . Tabel 7.1
meringkas tentang bisnis ke bisnis yang di definisikan tren ISBM 2005-2007.
Meskipun demikian, pemasar bisnis mempunyai
beberapa karakteristik yang sangat berlawanan dengan karakteristik pasar
konsumen.
·
Pembeli yang lebih sedikit tetapi
lebih besar. Pemasar
bisnis biasanya berhubungan dengan pembeli yang jauh lebih sedikit tetapi jauh
lebih besar di banding pemasar konsumen. Terutama dalam industr seperti mesin
pesawat terbng dan senjata pertahanan. Nasib Goodyear tire company dan pemasok
suku cadang otomotif lain nya tergantung pada kontrak yg di dapat dari
segelintir ekonomi yang melambat mencekik departemen pembelian perusahaan
besar.
1.
Memperluas pemahaman akan
kebutuhan pelanggan, segmen pasar, dan
penggerak nilai pelanggan.
2.
Bersaing secara global ketika
Cina dan India mengubah bentuk pasar.
3.
Menguasai sarana analitis dan
meningkatkan keahlian kuantitatif.
4.
Mengembalikan inovasi sebagai
mesin pertumbuhan.
5.
Menciptakan model dan hubungan
organisasi baru.
6.
Memperbaiki tingkat pengembalian
atas pengambilan keputusan investasi pemasaran (ROMI)
7.
Mendemonstrasikan dan
mendokumentasikan nilai pelanggan yang dihantarkan, dan harga sesuai nilai
tersebut.
|
Sumber.
Marketplace Musim Dingin 2006, Institute for the Study of Business Markets
|
Pasar bisnis kecil dan menengah
menawarkan peluang baru bagi pemasok. Lihat “gagasan Pemasaran: Penjualan Besar
Ke Bisnis Kecil.” Untuk mempelajari pasar B2B yang penting ini lebih dalam lagi
·
Hubungan
pemasok-pelanggan yang erat. Karena bisnis pelanggan yang lebih
kecil serta pengaruh dan kekuatan pelanggan yang lebih besar, pemasok sering
diharapkan bisa menyesuaikan penawaran merek dengan kebutuhan pelanggan bisnis
secara individu.
Pembelian
bisnis sering memilih pemasok yang juga membeli dari mereka. Produsen kertas
mungkin membeli dari perusahaan kimia yang membeli sejumlah besar kertasnya
·
Pembelian
professional.
Barang-barang bisnis sering di beli oleh agen pembelian yang sudah terlatih,
yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dari syarat pembelian organisasi
mereka. Banyak instrumen pembelian—misalnya, permintaan kuotasi, proposal, dan
kontrak pembelian—biasanya tidak ditemukan dalam pembelian konsumen. Pembelian
profesional menghabiskan karier mereka untuk mempelajari bagaimana cara membeli
yang lebih baik. Banyak pembeli profesional menjadi anggota National Association of Purchasing Managers(NAPM), yang ber-usaha
meningkatkan efektivitas dan status pembeli profesional. Ini berarti bahawa
pemasar bisnis harus menyediakan data teknis yang lebih banyak tentang produk
mereka dan keunggulannya dibandingkan produk pesaing.
·
Pengaruh
pembelian berganda.
Umumnya keputusan pembelian bisnis dipengaruhi lebih banyak orang. Komite
pembelian terdiri dari ahli-ahli teknik dan bahkan manajemen senior menjadi
pihak yang sering melakukan pembelian barang-barang utama. Pemasar bisnis harus
mengirimkan perwakilan penjualan dan tim penjualan yang terlatih untuk
menghadapi pembeli yang terlatih.
·
Panggilan
penjualan berganda.
Satu studi yang di lakukan McGraw-Hill menemukan bahwa diperlukan empat sampai
empat setengah panggilan untuk menutup rata-rata penjualan indusri. Dalam kasus
penjualan peralatan modal untuk proyek besar, perusahaan dapat melakukan
berbagai usaha untuk mendanai sebuah proyek, dan siklus penjualan—antara
menyebutkan tugas dan menghantarkan produk—sering diukur dalam waktu tahunan.
·
Permintaan
turunan.
Permintaan untuk barang bisnis pada dasarnya diturunkan dari permintaan barang
konsumen. Untuk alasan ini, pemasar bisnis harus mengamati secara teliti pola
pembelian konsumen akhir. Misalnya, Tiga Besar pembuat mobil di Detroid
berpengaruh besar terhadap lonjakan permintaan produk batangan baja. Sebagian
besar permintaan itu diturunkan dari konstannya pertumbuhan penjualan minivan dan truk kecil lain, yang
membutuhkan lebih banyak baja di bandingkan mobil. Pembel bisnis juga harus
memberikan perhatian besar pada faktor ekonomi saat ini dan masa depan, seperti
tingkat produksi, investasi, pengeluaran konsumen, dan suku bunga. Dalam masa
resesi, mereka mengurangi investasi mereka untuk pabrik, peralatan, dan
persediaan. Pemasar bisnis tidak mampu membuat banyak untuk merangsang total
permintaan dalam lingkungan seperti ini. Mereka hanya dapat berjuang lebih
keras untuk meningkatkan atau mempertahankan pangsa permintaan mereka
·
Permintaan
inelastis.
Total permintaan untuk barang dan jasa bisnis bersifat inelastis—artinya, tidak
banyak dipengaruhi oleh perubahan harga. Pembuat sepatu tidak akan membeli
kulit lebih banyak lagi jika harga kulit turun, juga tidak akan membeli kulit
lebih sedikit jika harga naik, kecuali mereka dapat menemukan pengganti yang
memuaskan. Permintaan akan inelastis khususnya dalam jangka pendek karena
produsen tidak dapat mengubah metode produksi mereka dengan cepat. Permintaan
juga inelastis untuk barang bisnis dengan persentase kecil dari total harga
barang, seperti tali sepatu.
·
Permintaan
yang berfluktuasi.
Permintaan barang dan jasa bisnis cenderung lebih tidak stabil dibandingkan
permintaan barang dan jasa konsumen. Peningkatan persentase sebesar nilai
tertentu dalam permintaan konsumen dapat menyebabkan peningkatan persentase
yang jauh lebih besar untuk pabrik dan peralatan yang diperlukan untuk
memproduksi tambahan outputnya. Para ahli ekonomi menyebutnya sebagai efek akselerasi. Kadang peningkatan
permintaan konsumen sebesar 10% saja dapat menyebabkan peningkatan permintaan
bisnis sampai 200% untuk produk dalam periode berikutnya; penurunan permintaan
konsumen sebesar 10% dapat menyebabkan permintaan bisnis tidak ada sama sekali.
·
Pembeli
yang terkonsentrasi secara geografis. Lebih dari setengah pembeli bisnis AS
terkonsentrasi di tujuh negara bagian: New york California, Pennsylvania,
Illinois, Ohio, New Jersey, dan Michigan. Konsentrasi produsen secara geografis
membantu mengurangi biaya penjualan. Pada saat yang sama, pemasar bisnis harus
mengamati perubahan regional dalam industri tertentu.
·
Pembelian
langsung.
Pembeli bisnis sering membeli langsung dari produsen dan tidak melalui
perantara, terutama barang-barang yang rumit secara teknis atau mahal seperti
komputer mainframe atau pesawat
terbang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku konsumen dipenaruhi
oleh tiga faktor: budaya (budaya, subbudaya, dan kelas sosial); sosial
(kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial); dan pribadi
(usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian, dan konsep diri). Penelitian atas semua faktor ini dapar
memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen secara
klekbih efektif.
Empat proses psikologi utama
yang mempengaruhi perilaku konsumen: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
memori.
Untuk memahami bagaimana
konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, pemasar harus
mengidentifikasi siapa yang mengambil keputusan dan mempunyai masukan dalam
keputusan pembelian; orang bisa menjadi pemicu, pihak yang mempengaruhi,
pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna. Kampanye pemasaran yang berbeda
dapat ditargetkan kepada masing-masing jenis orang.
Proses pembelian umum
terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami perilaku pada setiap tahap. Sikap orang lain, faktor
situasional yang tidak diantisipasi, dan risiko anggapan, semuanya mempenagruhi
keputusan untuk membeli, dan juga tingkat kepuasan produk pascapembelian
konsumen, pemakaian dan penyingkiran, dan tindakan dari pihak perusahaan.
Konsumen adalah pengambil
keputusan konstruktif dan terpapar banyak pengaruh kontekstual. Konsumen sering
mengalami keterlibatan rendah dalam keputusan mereka, menggunakan banyak
heuristik sebagai akibatnya.
0 Comments