DALAM
STUDI KELAYAKAN BISNIS
.
.
.
.
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Keuangan”. Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Studi Kelayakan Bisnis.
Penulis
menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik itu pengetahuan, pengalaman
maupun kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritik
membangun yang bertujuan agar hasil makalah ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi semua khalayak.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah
ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa
melimpahkan rahmat, hidayah serta taufik-Nya kepada kita semua. Amin.
Karawang, 14 November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Aspek Keuangan ........................................................................................................... 3
2.1.1
Pengertian Aspek Keuangan ............................................................................... 3
2.1.2
Sumber - Sumber Dana ....................................................................................... 5
2.1.3
Biaya Kebutuhan Investasi ................................................................................. 6
2.1.4
Arus Kas (Cash Flow)......................................................................................... 9
2.1.5
Kriteria Penilaian Investasi.................................................................................. 12
2.1.6
Rasio - Rasio Keuangan....................................................................................... 22
2.1.7
Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi ........................................................... 25
2.1.8 Pengukuran
dengan Rasio Keuangan ................................................................. 25
BAB
III PENUTUP .......................................................................................................... 40
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh
banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa,
bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata
peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu
berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui
tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat
keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang
dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan
tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus
dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut
digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan
atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan
bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang
sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog,
akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
Dan studi kelayakan biasanya digolongkan
menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu
perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada
laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek
tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau
keuntungan ekonomis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
Yang Dimaksud Aspek Keuangan,
Bagaimana Sumber – Sumber Dana serta apa yang dimaksud dengan Biaya Kebutuhan
Investasi dan Arus Kas (Cash Flow)?
2. Bagaimana
Kriteria Penilaian Investasi,
Rasio –Rasio Keuangan, Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi serta Pengukuran
dengan Rasio Keuangan?
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
- Agar mengetahui Pengertian Aspek Keuangan, Sumber-Sumber Dana, Biaya Kebutuhan Investasi, Arus Kas (Cash Flow).
- Agar mengetahui Kriteria Penilaian Investasi, Rasio-Rasio Keuangan, Neraca dan Laporan Laba/Rugi, Pengukuran dengan Rasio Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. ASPEK KEUANGAN
2.1.1.
PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang
bisnis (usaha) sudah barang tentu
memerlukan sejumlah modal (uang), di
samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis,
mulai dari biaya prainvestasi, biaya
investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat
dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat
dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
(modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan
penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan.
Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat
dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat
dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan
dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu
tertentu. Tingkat pengembalian ini
tergantung dari perjanjian dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari
masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode
tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana
suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya
sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu
yang akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama
periode usaha.
Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian
dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan
dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha
berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback
Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Profitability Index (PI), dan Break Event Point.
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan
hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan
dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keungan yang dinilai biasanya
adalah neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode. Metode penilaian
yang digunakan adalah dengan meggunakan rasio-rasio keuangan tertentu seperti
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, serta
rasio keuangan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek
keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada
beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk
dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan
keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan
meliputi hal-hal seperti :
1.
Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
2. Kebutuhan
biaya investasi.
3. Estimasi
pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan
selama umur investasi.
4. Proyeksi
neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.
5. Kriteria
penilaian investasi.
6. Rasio
keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.1.2.
SUMBER-SUMBER DANA
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi,
maka biasanya diperlukan dan ayang relatif cukup besar. Perolehan dana dapat
dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari
modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau
modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal
yang dibutuhkan dan kebijakan pemilikusaha. Pertimbangannya tidak lain adalah
untung ruginya jika menggunakan salah saatu modal atau dengan modal gabungan.
Setelah jumlah dana yang dibutuhkan
diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana
tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang
mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk
modal investasi maupun untuk modal kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi
sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu :
1. Modal Asing
(Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal
yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan
terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi, dan komisi, serta bunga
yang besarnya relatif. Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman
setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya. Perolehan modal
asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan
kebijakan pemilik dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang
relatif tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu
dengan mengguynakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan usaha yang dijalankan. Sumber dana
modal asing dapat diperoleh antara lain dari :
a. Pinjaman dari
dunia perbankan.
b. Pinjaman dari
lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing, dana
pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari
perusahaan nonbank.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari
pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau
terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham
sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat luas.
Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai sesuatu usaha adalah tidak
adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden. Perolehan dana
dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a. Setoran dari
pemegang saham.
b. Dari cadangan
laba ;atau
c. Dari laba
yang belum dibagi.
2.1.3.
BIAYA KEBUTUHAN
INVESTASI
Investasi adalah penanaman modal dalam
suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang
usaha. Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun, terutama
digunakan untuk pembelian aktiva tetap.
Komponen yang terkandung dalam biaya
kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan.
Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi : biaya prainvestasi,
biaya aktiva tetap, dan biaya operasi. Secara umum komponen biaya kebutuhan
investasi adalah sebagai berikut :
1. Biaya
prainvestasi terdiri dari :
·
Biaya pembuatan studi
·
Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya
pembelian aktiva tetap seperti :
·
Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah,
mesin-mesin, bangunan, perlatan, inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya.
·
Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill,
hak cipta, lisensi, dan merk dagang.
3. Biaya
operasional yang terdiri dari:
·
Upah dan gaji karyawan.
·
Biaya listrik.
·
Biaya telepon dan air.
·
Biaya pemeliharaan.
·
Pajak.
·
Premi asuransi.
·
Biaya pemasaran, dan
·
Biaya-biaya lainnya.
Sumber pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan investasi dapat digunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau
kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk membeli aktiva tetap biasanya
bersumber dari pinjaman jangka panjanga, hal ini disebabkan aktiva tetap
digunakan dalam jangka waktu relatif panjang pula, sehingga pengembalian
pinjamannya pun dapat dilakukan secara jangka panjang. Adapun untuk biaya
operasional biasanya digunakan pinjaman jangka pendek. Berikut ini contoh kasus untuk menilai biaya kebutuhan
investasi yang dikeluarkan jika kita hendak mendirikan Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) di Jalan Depati Amir Sungailiat Bangka
1. Biaya
Prainvestasi Rp 250.000.000,-
2. Pembelian Aktiva Tetap
1. Biaya
pembelian tanah untuk lokasi SBPU (3.000m) Rp 4.500.000.000,-
2. Biaya bangunan
dan prasarananya
· Bangunan kantor 1 buah
Rp 20.000.000,-
· Kios
penjualan 4 buah
Rp 60.000.000,-
· Bangunan
gudang 1 buah Rp
15.000.000,-
· Musholla
1 buah
Rp 10.000.000,-
· Toilet
2 buah
Rp 5.000.000,-
· Bangunan
genset 1 buah
Rp 90.000.000,-
· Jalan
dan penerangan
Rp 35.000.000,-
· Pagar
dan taman
Rp 10.000.000,-
· Rumah
racun api
Rp 8.000.000,-
· Signboard
Pertamina 2 buah
Rp 12.000.000,-
· Mobil
2 buah Rp 300.000.000,-
· Motor
2 buah
Rp 30.000.000,-
· Sarana
dan perlengkapan lainnya
Rp 50.000.000,-
3. Biaya
Pembelian peralatan
· Tangki
pendam 2 atau 4 buah
Rp 200.000.000,-
· Pompa
BBM 5 atau 6 buah
Rp 225.000.000,-
· Listrik
PLN 10.000 wat
Rp 15.000.000,-
· Mesin
diesel 2 buah
Rp 40.000.000,-
· Pemadam
api
Rp 35.000.000,-
4. Investasi
Kantor
· Meja
3 buah
Rp 1.500.000,-
· Kursi
6 buah
Rp 1.200.000,-
· Lemari
dan rak 3 buah
Rp 2.250.000,-
· Komputer
2 buah
Rp 8.000.000,-
· Telepon
2 buah
Rp 1.500.000,-
· Mesin
fax 1buah
Rp 1.000.000,-
· Mesin
tik manual 1 buah
Rp 5.000.000,-
Jumlah Kebutuhan
Investasi Rp 5.930.450.000,-
Dana yang tersedia
(modal sendiri) Rp 3.000.000.000,-
Dana Pinjaman Rp 2.930.450.000,-
|
Secara garis besar kebutuhan investasi digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kebutuhan Investasi Untuk
SBPU
No
|
Kebutuhan Investasi untuk SBPU
|
Jumlah (Rupiah)
|
1
|
Biaya prainvestasi
|
250.000.000
|
2
|
Biaya pembelian tanah untuk lokasi SBPU
|
1.500.000.000
|
3
|
Biaya bangunan dan prasarananya
|
645.000.000
|
4
|
Biaya pembelian pralatan
|
515.000.000
|
5
|
Investasi kantor
|
20.450.000
|
Jumlah kebutuhan
dana
|
2.930.450.000
|
|
Dana sendiri
|
1.000.000.000
|
|
Dana pinjaman bank
|
1.930.450.000
|
2.1.4.
ARUS
KAS (CASH FLOW)
Cash Flow merupakan arus kas atau aliran
kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambar
beberapa uang yang masuk ke perusahaan
dan jenis-jenis pemasukan tersebut. cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan.Uang masuk berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau
hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan
atau pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang
sedang dijalankan seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula
berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan
dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungan sama sekali dengan
usaha utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti
pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga
kerja, dan biaya pemasaran. Dalam cash flow semua data
pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun
jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan
dan pengeluaran dimasa yang akan datang.
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan
perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang
harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan
biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh
dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan.
Laporan perubahan kas (cash flow
statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas
di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil
perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya.
Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk development
proyek tersebut dalam beroperasi untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan. Jenis-jenis
cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :
1. Intial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan
pengeluaran pada awal periode untuk investasi. Contoh biaya prainvestasi adalah
pembelian tanah, gedung, mesin peralatan, dan modal kerja.
2. Operasional
cash flow merupakan kas yang diterima atau
dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan
pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.
3. Terminal
cash flow merupakan uang kas yang diterima pada
saat usaha tersebut berakhir.
Contoh untuk menghitung operasional
arus kas masuk
PT Mantak Igak bermaksud mendirikan pabrik dengan nilai investasi
senilai Rp 300.000.000,-. Seluruhnya dengan modal sendiri. Umur ekonomis 3 tahun dan disusutkan
dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa (residu). Perkiraan pendapatan
pertahun adalah Rp 400.000.000,-. Biaya per tahun adalah Rp 200.000.000,-
(belum termasuk penyusutan) dikenakan pajak 50%.
Pertanyaan:
Berapa
kas bersih (proceed) yang diterima pada akhir tahun?
Jawab:
Penyusutan
= =
Penyusutan
= Rp 100.000.000,-/tahun
Sehingga
estimasi laporan laba/rugi:
Pendapatan Rp 400.000.000,-
Biaya yang keluar
Total biaya Rp 200.000.000,-
Penyusutan Rp 100.000.000,-
Rp
300.000.000,-
Laba sebelum pajak
(EBT)
Rp 100.000.000,-
Pajak
50% (Rp 100.00.000,-) Rp 50.000.000,-
Laba setelah pajak (EAT) Rp 50.000.000,-
Rumus
aliran kas masuk ini digunakan apabila investasi dilakukan dengan 100% modal
sendiri, artinya tanpa modal pinjaman, sehingga aliran kas masuk dari contoh di
atas dapat dihitung sebagai berikut:
Aliran kas masuk bersih = EAT + Penyusutan
Aliran
kas masuk bersih = Rp
50.000.000,- + Rp 100.000.000,-
= Rp 150.000.000,-
Contoh
untuk mengetahui terminal cash flow sebagai berikut:
Diasumsikan bahwa investasi PT Mantak Igak akan memberikan nilai sisa
(residu) atas aset yang dimilikinya pada akhir periode sebesar Rp 50.000.000,-
Dan, ternyata pada akhir periode aset tersebut malah laku dijual
seharga Rp 60.000.000,- sehingga perusahaan memiliki kelebihan sebesar Rp
10.000.000,-.
Jika diasumsikan kelebihan ini dikenakan pajak 20% atas kelebihan
nilai jual, maka terminal cash flow dapat dihitung:
Pajak 20% x Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000,-
Harga jual - nilai
perolehan (setelah dipotong pajak)
Rp 60.000.000 - Rp 2.000.000 = Rp 58.000.000,-
Jadi terminal cash flow adalah Rp 58.000.000,-
2.1.5.
KRITERIA
PENILAIAN INVESTASI
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau bdari aspek
keuangan perlu dilakukan dapat diukur dengan beberapa kriteria. Setiap
penilaian layak diberikan nilai yang standart untuk usaha yang sejenis dengan
cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha
atau investasi adalah :
1) Payback
Period (PP)
2) Average Rate
of Return (ARR)
3) Net Present
Value (NPV)
4) Internal Rate
of Return (IRR)
5) Profitability
Index (PI)
6) Serta berbagai
rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profibilitas. Penggunaan rasio ini sebaiknya
digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan
sebelumnya atau sedang berjalan.
Contoh
kasus :
PT.Mantak Igak melakukan investasi di bidang stasiun
pengisian bahan bakar umum (SBPU) Senilai Rp.5.000.000.000,- dimana sejumlah
Rp. 1.000.000.000,- merupakan modal kerja. Umur ekonomi 5 tahun dan disusutkan
dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Pengembalian tingkat bunga yang
diinginkan (cash of capital) adalah
20% perkiraan laba sesudah pajak (EAT) selama 5 tahun masing-masing sebagai
berikut 950 juta1,100 juta,1250 juta,1.400 juta, dan 1.650 juta.
Pertanyaan :
1. Buat tabel cash flow selama umur ekonomis
2. Hitung berapa:
·
Payback period (PP)
·
Average Rate of Return (ARR)
·
Net Present Value (NPV)
·
Internal Rate of Return ( IRR) dan
·
Profitability Index (PI)
3. Berikan komentar anda terhadap proyek tersebut.
Penyelesaian
Penyusutan =
Penyusutan = Rp.800.000.000,-/ tahun
1.
Tabel cash flow sebagai berikut (dalam ribuan rupiah)
No
|
Tahun
|
EAT
|
Penyusutan
|
Kas bersih (proceed)
|
Discount factor (DF)
20%
|
PV Kas bersih
|
1
|
2004
|
950.000
|
800.000
|
1.750.000
|
0,833
|
1.457.750
|
2
|
2005
|
1.100.000
|
800.000
|
1.900.000
|
0,694
|
1.318.600
|
3
|
2006
|
1.250.000
|
800.000
|
2.050.000
|
0,579
|
1.186.340
|
4
|
2007
|
1.400.000
|
800.000
|
2.200.000
|
0,482
|
1.061.060
|
5
|
2008
|
1.650.000
|
800.000
|
2.450.000
|
0,402
|
984.660
|
Jumlah PV kas bersih
|
6.008.600
|
2.a
Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan teknik
penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengambilan investasi suatu proyek
atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proced) yang diperoleh setiap tahun.
Ada dua macam modal perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa
pengembalian investasi sebagai berikut:
a. Apabila kas bersih setiap tahun sama:
PP
=
Dari contoh kasus diatas seandainya PT.Mantak ingak
mempunyai kas bersih sama. Yaitu Rp.2.500.000.000,- setahun, maka PP-nya:
PP = = 24 bulan, atau 2 tahun
b.Apabila
kas bersih setiap tahun berbeda seperti kasus diatas, maka PP dapat di cari
sebagai berikut:
investasi =
Rp 5.000.000.000
kas bersih tahun 1 =
Rp 1.750.000.000 ( - )
Rp 3.250.000.000
Kas bersih tahun 2 =
Rp 1.900.000.000
= Rp 1.350.000.000
Karena sisa tidak dapat dikurangi proced tahun ketiga, maka sisa proceed
tahun ketiga yaitu:
PP = = 7,9 bulan = 8 bulan
Maka payback period
adalah 2 tahun 8 bulan.
Untuk menilai apakah nilai usaha layak diterima atau
tidak dari segi PP.maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut:
·
PP sekarang lebih
kecil dari umur investasi.
·
Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha
sejenis.
·
Sesuai dengan target perusahaan.
Kelemahan metode payback
period adalah:
·
Mengabaikan tim value
of money.
·
Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa
pengembalian.
2.b
Average rate of return (AAR)
Avarege rate of return (AAR) merupakan cara untuk
mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara
rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi. Rumus untuk
menghitung AAR sebagai berikut:
AAR =
Rata - rata
EAT =
Rata-rata
investasi =
Jadi dari kasus diatas bisa dicari ARR-nya sebagai
berikut, pertama dengan mencari rata-rata EAT-nya lebih dahulu baru kemudian
dicari AAR.
Total EAT = 950 Juta + 1.250 juta = 1.400 juta + 1.650
juta = 6.350 juta
Rata-rata EAT =
= 2.500 juta
Rata- rata
investasi = =
2.500 juta
AAR = = 50,8% dibulatkan menjadi 51%
2.c
Net Present Value (NVP)
Net present value (NPV)
atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antar PV kas bersih (PV of proceed) dan PV investasi (capital
outlays) selama umur investasi.selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang
kita kenal dengan net present value (NVP).
Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV sebagai berikut:
NPV
= investasi
Setelah
memperoleh dengan hasil yang dengan :
·
NPV positif, maka investasi diterima; dan jika
·
NPV negatif, sebaliknya investasi di tolak.
Apabila di asumsikan tingkat bunga pengembalian yang diinginkan (cost of capital) adalah 20% maka hitung
NPV-nya. Untuk menghitung NPV akan dibahas dari kedua kasus diatas, yaitu:
a. jika kas bersih tiap tahun sama (dalam jutaan)
NPV
= 5000
NPV =
7.475.000.000 − 5.000.000.000 = 2.475.000.000
Jika
perhitungan dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 perhitungan net present value dengan kas bersih
sama per tahun (dalam ribuan)
Tahun
|
Kas Bersih
|
DF
|
PV kas bersih
|
1
2
3
4
5
|
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
2.500.000
|
0,833
0,694
0,579
0,482
0,402
|
2.082.500
1.735.000
1.447.000
1.205.000
1.005.000
|
Total PV Kas
Bersih
|
7.475.000
|
Total PV kas
bersih = Rp 7.475.000.000
Rp 5.000.000.000
NPV = Rp. 2.475.000.000
b. jika kas bersih tiap tahun berbeda seperti contoh
diatas :
NPV
= 5000
NPV = 6.009.600.000 − 5.000.000.000 = 1.008.600.000
Tabel
4.5 Perhitungan Net Present Value dengan Kas berbeda pertahun (ribuan)
No
|
Tahun
|
E.A.T
|
Penyusutan
|
Kas bersih (proceed)
|
Discount Factor (DF) 20%
|
PV Kas Bersih
|
1
|
2004
|
950.000
|
800.000
|
1.750.000
|
0,833
|
1.457.750
|
2
|
2005
|
1.100.000
|
800.000
|
1.900.000
|
0,694
|
1.318.600
|
3
|
2006
|
1.250.000
|
800.000
|
2.050.000
|
0,579
|
1.186.950
|
4
|
2007
|
1.400.000
|
800.000
|
2.200.000
|
0,482
|
1.060.400
|
5
|
2008
|
1.650.000
|
800.000
|
2.450.000
|
0,402
|
984.900
|
Jumlah PV kas
bersih
|
6.008.600
|
Total PV kas bersih =
Rp 6.008.600.000
Total PV investasi =
Rp 5.000.000.000
NVP =
Rp 1.008.600.000
Catatan
:
Selain menggunakan tabel A2, discount factor (DF) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tahun 1
= = 0,833
Tahun 2
= = 0,694
Dan seterusnya
2.d Internal Rate of Return
Internal rate of return
(IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian
hasil intern. Ada dua cara yang digunakan untuk mencari IRR.Cara pertama untuk
mencari IRR adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR =
Di mana:
i1 = tingkat bunga
1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
i2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 =
net present value 2
1. Cari rata-rata kas
bersih, yaitu sebesar 2.070 yang diperoleh dari:
2. Perkiraan besarnya
PP, yaitu:
3. Dalam Tabel A2 (di lampiran), tahun
ke-5 diketahui yang terdekat dengan angka 2,416 adalah 30%.
4. Secara subjektif tiap discount kita
kurangi 2% menjadi 28% sehingga NPV-nya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel
4.6 Perhitungan Net Present Value dengan DF 28% (dalam ribuan)
Tahun
|
Kas Bersih
|
DF (28%)
|
PV Kas Bersih
|
1
2
3
4
5
|
1.750.000
1.900.000
2.050.000
2.200.000
2.450.000
|
0,781
0,610
0,477
0,373
0,291
|
1.366.750
1.159.000
977.850
820.600
712.950
|
Total PV kas bersih
|
5.037.150
|
Nilai NPV positif,
yaitu = 5.037.150 −
5.000.000 = 37.150
Kemudian untuk discount
factor 29%. NPV-nya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.7 Perhitungan Net Present
Value dengan DF 29% (dalam ribuan)
Tahun
|
Kas Bersih
|
DF (28%)
|
PV Kas Bersih
|
1
2
3
4
5
|
1.750.000
1.900.000
2.050.000
2.200.000
2.450.000
|
0,775
0,601
0,466
0,361
0,280
|
1.356.250
1.141.900
955.300
820.600
794.200
|
Total PV kas bersih
|
4.933.650
|
Nilai
NPV sudah negatif = 4.933.650 − 500.000.000 = -66.350
Kemudian
jika tabel tersebut digabungkan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Net Present Value dengan
DF 28% dan 29% (dalam ribuan)
Tahun
|
Kas Bersih
|
Bunga 28%
|
Bunga 29%
|
||
DF
|
PV Kas Bersih
|
DF
|
PV Kas Bersih
|
||
1
2
3
4
5
|
1.750.000
1.900.000
2.050.000
2.200.000
2.450.000
|
0,781
0,610
0,477
0,373
0,291
|
1.366.750
1.159.000
977.850
820.600
712.950
|
0,775
0,601
0,466
0,361
0,280
|
1.356.250
1.141.900
955.300
794.200
686.000
|
Total PV kas bersih
Total PV investasi
|
5.037.150
5.000.000
|
4.933.650
5.000.000
|
|||
NPV
|
C1
|
37.150
|
C2
|
(66.350)
|
Interpolasi PVIFA PVIFA
28% 5.037.150 5.037.150
Initial
investmen 5.000.000
29% 4.933.350
(-)
103.500 37.150
IRR =
IRR =
IRR
= 28 + 0,359% = 28,359% dibulatkan menjadi 28.4%
Cara
yang kedua adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = P1 - C1 ×
Di
mana:
P1
= tingkat bunga 1
P2 = tingkat bunga 2
C1
= NPV 1
C2 = NPV 2
Jika
perhitungan dengan cara TRIAL and ERROR, maka IRR dapat dicari sebagai berikut: Mencari NPV positif dan NPV negatif
terlebih dahulu, sampai diperoleh dengan menggunakan tingkat suku bunga
tertentu seperti yang tertera dalam tabel berikut:
Tahun
|
Kas Bersih
|
Bunga 28%
|
Bunga 29%
|
||
DF
|
PV Kas Bersih
|
DF
|
PV Kas Bersih
|
||
1
2
3
4
5
|
1.750.000
1.900.000
2.050.000
2.200.000
2.450.000
|
0,781
0,610
0,477
0,373
0,291
|
1.366.750
1.159.000
977.850
820.600
712.950
|
0,775
0,601
0,466
0,361
0,280
|
1.356.250
1.141.900
955.300
794.200
686.000
|
Total PV kas bersih
Total PV investasi
|
5.037.150
5.000.000
|
4.933.650
5.000.000
|
|||
NPV
|
C1
|
37.150
|
C2
|
(66.350)
|
Jika
dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
P1
= 28%
P2
= 29%
C1
= 37.150
C2
= 66.350
IRR = P1 - C1 ×
IRR = 28 - 37.150
×
= 28 +
= 28,359% dibulatkan
menjadi 28,4%
Kesimpulan:
Jika IRR lebih besar
(>) dari bunga pinjaman, maka diterima
Jika IRR lebih
kecil (<) dari bunga pinjaman, maka
ditolak
2.e Provitability Index (PI)
Profitability Index
(PI) atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari
jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran
investasi selama umur investasi. Rumusan yang digunakan untuk
mencari P1 sebagai berikut:
PI
= x 100%
Dari contoh tersebut dengan kas bersih yang sama dapat
dicari P1 sebagai berikut:
PI = 100% = 149,14 atau 150%
Dari contoh tersebut dengan kas bersih yang berbeda dapat
dicari P1 sebagai berikut:
PI = 100% = 1,17 dibulatkan menjadi 1,2 kali
Kesimpulan: Jika PI lebih besar
(>) dari 1 maka diterima
Jika P1 lebih kecil (<) dari 1 maka ditolak
3. Kesimpulan Aspek Keuangan
Kesimpulan dari perhitungan diatas untuk kasus kas bersih
yang berbeda setiap tahun dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel
4.10 Kesimpulan Terhadap Kelayakan Proyek
Tahun
|
Alat Ukur
|
DF (28%)
|
PV Kas Bersih
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
|
Payback Period
A.R.R
N.P.V
P.I
I.R.R
|
2 tahun 8 bulan
51%
1.008.600.000
1,2 kali
28,4%
|
3 tahun
40%
500.000.000
1.1 kali
24%
|
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
|
2.1.6.
RASIO-RASIO KEUANGAN
Terkait dengan studi kelayakan bisnis,
laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan
beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru
tersebut dibiayai dan berapa besar
pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini juga tergambar
kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja kedepan.
Laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada,
sehingga akan mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Dalam praktiknya, pembuatan laporan
keuangan ditujukan untuk memnuhi kepentingan berbagai pihak di samping pihak
manajemen dan pemilik perusahaan
itu sendiri. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan tersendiri
terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaan. Adapun pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan sebagai berikut :
1.
Kreditur
Pihak penyandang dana atau kredeitur (lembaga
keuangan) sangat berkepentingan terhadap usaha yang akan dibiayainya. Bank atau
lembaga keuangan lainnya tidak mau menderitakerugian (seperti kredit
macet)sehingga bank perlu mempelajari prospek usaha yang akan datang. Bank juga
harus tahu berapa dana yang dibutuhkan sesungguhnya, sehingga teidak terjadi
dana mubazir yang pada akhirnya akan menjadi beban nasabahnya.
2.
Pemegang Saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan
pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat
kemajuan bank dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Kemajuan yang
dilihat adalah kemampuan dalam menciptakan laba dan pengembangan aset yang
dimiliki. Dari laporan ini pemilik juga dapat menilai sampai sejauh mana
pengembangan usaha bank tersebut telah dijalankan pihak manajemen. Bagi pemilik
dengan adanya laporan keuangan ini, pertama akan dapat memberikan gambaran
berapa jumlah dividen yang bakal mereka terima. Kedua adalah untuk menilai
kinerja pihak manajemen dalam menjalankan kepercayaan yang diberikannya.
3.
Pemerintahan
Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk
menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan aktivitasnya, sekaligus untuk
mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara terutama pajak.
4.
Manajemen
Laporan jeuangan bagi pihak manajemen adalah untuk
menilai kinerja manajemen perusahaan dalam mencapai terget – target yang telah ditetapkan. Kemudain juga untuk
menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumbeer daya yang dimilikinya. Ukuran
keberhasilan ini dapat dilihat dari pertumbuhan laba yang diperoleh dan
pengambilan aset – aset yang dimilikinya. Pada akhirnya, laporan keuangan ini juga
merupakan penilaian pemilik untuk memberikan kompensasi dan karier manajemen
serta memercayakan pihak manajemen untuk memimpin perusahaan pada periode
berikutnya.
5.
Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga
untuk mengetahui kondisi kauangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan mengatahui
ini mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa perlu
mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila perusahaan megalami keuntungan,
dan sebaliknya, perlu melakukan perbaikan jika perusahaan mengalami kerugian.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan
yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Artinya
laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetukan. Dalam
praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang ada sebagai berikut:
1) Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan paa tanggal
tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva dan pasiva
(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2) Laporan
Laba/Rugi
Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu
3) Laporan Arus
Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan
semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan prusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
kas.
4) Laporan
Perubahan Modal
Merupakan laporan yang berisi catatan terjadinya
perubahan modal diperusahaan.
2.1.7.
PROYEKSI NERACA DAN
LAPORAN LABA/RUGI
Disamping membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk membuat
proyeksi laporan keuangannya untuk
beberapa periode (biasanya seumur proyek) proyeksi laporan keuangan yang dibuat
adalah neraca dan laporan laba/rugi.
Dari proyeksi neraca yang akan tergambar
berapa harta perusahaan, baik harta lancar, harga tetap, atau harga lainnya.
Kemudian juga akan tergambar
berkewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang
dimiliki dari periode akan tergambar apakah ada perubahan dan kalau ada pos-pos
apa saja yang berubah, sehingga dapat dianalisis mengapa terjadi perubahan.
Untuk lebih memahami neraca dan laporan
laba/rugi ada baiknya kita mengulang kembali pengertian dan komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam dua laporan
keuangan yaitu neraca (Income Statement) dan Laporan laba/rugi.
2.1.8.
PENGUKURAN DENGAN RASIO
KEUANGAN
Agar laporan keuangan yang disajikan
dapat diartikan
dari angka-angka yang ada di laporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat
analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu cara yang
membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio
keuangan menjadi dasar untuk
menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan.dengan menganalisis laporan
keuangan yang menggunakan alat-alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang
manajer bisa mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang
akan datang.
Dalam
kaitan dengan studi kelayakan bisnis, rasio keuangan yang diperlukan bagi
perusahaan yang sudah lama beroperasi, maka penilaian dapat dilakukan dari
laporan keuangan beberapa periode
sebelumnya.
Bentuk
Rasio Keuangan
Untuk
mengukur keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan terdiri
dari beberapa rasio. Setiap rasio
mempunyai tujuan kegunaan dan mengandung arti tertentu. Kemudian setiap rasio
diukur dan diinterpretasikan, sehingga menjadi berarti bagi pengambilan
keputusan.
Tabel
4.18
PT.Kecalok
Igak
Perhitungan
Laba/Rugi
Per
31 Desember 2004,2005,dan 2006
Komponen R/L
|
2004
|
2005
|
2006
|
Total penjualan
|
8.650.000
|
9.950.000
|
11.550.000
|
Harga pokok penjualan
|
6.250.000
|
7.050.000
|
7.850.000
|
Laba kotor
|
2.400.000
|
2.900.000
|
3.700.000
|
Biaya operasi
|
|||
Biaya umum dan adm
|
1.000.000
|
1.100.000
|
1.200.000
|
Biaya penjualan
|
50.000
|
70.000
|
80.000
|
Biaya lainnya
|
15.000
|
25.000
|
30.000
|
Total biaya operasi
|
1.065.000
|
1.195.000
|
1.300.000
|
Laba kotor operasi
|
1.335.000
|
1.705.000
|
2.400.000
|
penyusutan
|
200.000
|
200.000
|
200.000
|
Pend. bersih operasi
|
1.135.000
|
1.505.000
|
2.200.000
|
Pendapatan lainnya
|
165.000
|
125.000
|
300.000
|
EBIT
|
1.300.000
|
1.630.000
|
2.500.000
|
Biaya bunga
|
|||
Bunga bank
|
300.000
|
300.000
|
300.000
|
Bunga obligasi
|
0
|
0
|
0
|
Total biaya bunga
|
300.000
|
300.000
|
300.000
|
E.B.T
|
1.000.000
|
1.330.000
|
2.200.000
|
Pajak 20%
|
200.000
|
266.000
|
220.000
|
E.A.IT
|
800.000
|
1.064.000
|
1.980.000
|
Earning per Share
|
Untuk memudahkan
pemahaman penggunaan rasio keuangan, maka angka - angka yang digunakan adalah
angka -angka yang tertera dalam neraca dan laporan keuangan di atas.
Adapun sebagian
dari jenis – jenis rasio – rasio keuangan yang dimaksud sebagai berikut:
Rasio
Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas
atau liquidity ratio atau sering juga
disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan
seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pasiva lancar
(utang jangka pendek).
Rasio ini juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang – utang (kewajiban)
jangka pendeknya yang jatuh tempo. Atau rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat ditagih.
Untuk mngukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio, antara lain:
1.
Current
Ratio (CR)
Current
Ratio merupakan rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. CR
dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat ke-amanan (margin of
safety).
Dalam
praktiknya. CR 200% terkadang sudah dianggap ukuran yang memuaskan bagi
perusahaan sekalipun ukuran yang terpenting adalah rata-rata industry untuk
perusahaan sejenis. Rumus untuk mencari current ratio yang dapat digunakan,
sebagai berikut:
Contoh:
Tabel
4.19 Komponen Current Ratio
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Total aktiva lancar
|
1.140.000
|
2.030.000
|
2.060.000
|
Total utang lancar
|
815.000
|
1.650.000
|
1.695.000
|
Current
Ratio dapat dicari sebagi berikut:
Untuk
tahun 2004:
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,4 kali utang lancar
atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1,42 rupiah harta lancar atau
1,4:1
Untuk
tahun 2005:
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,23 kali utang lancar
atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1,23 rupiah harta lancar atau
1,23:1
Untuk
tahun 2006:
Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,22 kali utang
lancar, atau setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin oleh 1,22 rupiah utang lancar. Juka rata-rata Industri adalah
180%, maka rasio perusahaan ini untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 kurang baik.
2.
Quick
Ratio (Acid Test Ratio)
Quick
ratio merupakan rasio uji cepat yang mnunjukkan kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Hal ini disebabkan persediaan memerlukan waktu relative lebih lama untuk
diuangkan dibandingkan dengan aset lain. Rumus yang dapat digunakan untuk mencati quick ratio sebagai
berikut:
Atau
Contoh :
Tabel 4.20 Komponen Quick Ratio
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Total aktiva lancar
|
1.140.000
|
2.030.000
|
2.060.000
|
Total utang lancar
|
815.000
|
1.650.000
|
1.695.000
|
Persediaan
|
225.000
|
345.000
|
285.000
|
Quick Ratio dapat dicari sebagi berikut:
Untuk tahun 2004:
Untuk tahun 2005:
Untuk tahun 2006:
Jika rata-rata industri adalah 1 kali, maka rasio
perusahaan ini untuk tahun 2004, 2005,
dan 2006 cukup baik, karena mendekati rata-rata industri.
3.
Inventory
to Net Working Capital
Merupakan rasio yang mengukur atau
membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dan modal kerja perusahaan.
Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva dan utang lancar
dan biasanya dinyatakan dalam desimal. Rumusan untuk mencari inventory to net
working capital dapat digunakan sebagai berikut:
4.
Cash Ratio
Cash ratio merupakan alat mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Hal ini dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening
giro. Rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus untuk mencari cash ratio dapat
digunakan sebagai berikut:
Atau
Contoh:
Tabel 4.22 Komponen Cash Ratio
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Total aktiva lancar
|
1.140.000
|
2.030.000
|
2.060.000
|
Total utan lancar
|
815.000
|
1.650.000
|
1.695.000
|
Kas
|
150.000
|
250.000
|
295.000
|
Bank
|
275.000
|
720.000
|
670.000
|
Cash Ratio dapat dicari sebagai
berikut:
Untuk tahun 2004:
Untuk tahun 2005:
Untuk tahun 2006:
Jika rata-rata industri adalah 50 kali, maka rasio
perusahaan ini untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 cukup baik karena tidak terlalu
jauh dari rata-rat industri.
Laverage Ratio
Laverage
Ratio (Rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai
usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang
dapat diperoleh adalah dari sumber pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri
atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan dengan rasio-rasio. Keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah:
· Dapat
menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainya.
· Menilai
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
· Mengetahui
keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio antara
lain:
1.
Debt to
Assets Ratio (Debt Ratio)
` Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio
ini biasanya dinyatakan dalam persentase. Rumusan untuk mencari debt ratio
sebagai berikut:
Contoh:
Tabel
4.23 komponen Debt to Assets Ratio
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Total aktiva
|
4.290.000
|
6.200.000
|
7.085.000
|
Total utang
|
1.370.000
|
2.950.000
|
3.485.000
|
Untuk tahun 2004:
Untuk tahun 2005:
Untuk tahun 2006:
Artinya tahun 2004 sebanyak 31,93%
dari aktiva perusahaan didanai utang (modal pinjaman). Kemudian tahun 2005
sebanyak 47,58% dari aktiva perusahaan didanai oleh perusahaan (modal
pinjaman). Untuk tahun 2006 sebanyak 49,18% dari aktiva perusahaan didanai oleh
perusahaan (modal pinjaman). Jika
rata-rata industrI
adalah 30%, maka rasio perusahaan ini untuk tahun 2005 dan 2006 kurang baik
karena para kreditur keberatan untuk menambah pinjaman, mengingat rasio
tersebut melebihi rata-rata industrI. Sebaliknya, pada tahun 2004 cukup baik memperoleh pinjaman
dari kreditur. Secara umum dapat diartikan perusahaan ini didanai oleh pinjaman
dari tahun ketahun semakin besar.
2.
Debt to
Equity Ratio
Rasio
yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dan modal
sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva dibiayai dari
utang. Dengan kata lain, rasio ini untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri dijadikan untuk jaminan utang dan
biasanya rasio ini dinyatakan dalam persentase. Bagi bank, semakin besar risiko
yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan, tetapi bagi
perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Rumus nuntuk mencari debt to equity
ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dan total modal sendiri
sebagai berikut:
3.
Long Term Debt to Equity Ratio
Merupakan
rasio antara utang jangka panjang dan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk
mengukur berap bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dan
modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam
persentase.Rumus untuk mencari long term debt to equity ratio, biasa digunakan
perbandingan anatara utang jangka panjang dan modal sendiri sebagai berikut:
4.
Current Liabilities to Net Worth
Merupakan rasio antara utang lancar dan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan
ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Sifat rasio ini sama dengan
debt to equity ratio. Rumus
untuk mencari curren liabilities to net worth digunakan sebagai berikut:
Ratio
Aktivitas ( Activity Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sembur daya perusahaan (penjualan,
persediaan, penagihan, piutang, dan lainnya). Atau, rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehatt-hari. Dari hasil
pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efesien atau
sebaliknya dalam mengelola aset yang dimilikinya. Adapun sebagian dari rasio-rasio
aktivitas sebagai berikut:
1.
Perputaran
Piutang (Turnover Receivable)
Merupakan
rasio yang digunakan unutk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan
rasio sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
Sebaliknya, jika rasio semakin rendah maka ada over-investment dalam piutang.
Rumus untuk mencari turnover receivable sebagai berikut:
Sebagai ilustrasi:
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Penjualan Kredit
|
5.650.000
|
6.950.000
|
6.525.000
|
Piutang
|
|||
Awal
tahun
|
400.000
|
350.000
|
550.000
|
Akhir
tahun
|
350.000
|
550.000
|
660.000
|
Untuk tahun 2004:
Untuk tahun 2005:
Untuk tahun 2006:
Dari tahun 2004 hingga 2005 rasionya semakin meningkat, ini
berarti semakin
baik, karena modal kerja yang tertanam semakin kecil. Namun tahun 2006 justru
semakin jelek karena perputarannya semakin kecil.
2. Perputaran
persediaan (Inventory Turnover)
Merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam inventory ini berputar dalam suatu
periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (Inventory turnover). Rasio ini juga
menunjukan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam suatu tahun,
semakin kecil rasio ini maka semakin jelek demikian pula sebaliknya. Cara
mencarinya adalah dengan membandingkan antara harga pokok barang yang dijual
dan rata-rata persediaan. Namun apabila tidak ada harga pokok, maka dapat digunakan
sebagai perhitungan adalah penjualan (sale) dengan rata-rata persediaan dan
biasanya dalam hitungan tahun. Rumusan untuk mencari inventory turnover dapat
digunakan sebagai berikut:
Inventory turnover =
3.
Working capital turnover
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam
modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat
dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan. Caranya adalah dengan cara
membandingkan penjualan bersih dengan modal kerja. Rumus untuk mencari working capital turnover yang dapat digunakan sebagai berikut:
NWC Turnover
=
4.
Fixed Asset Turnover
Merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukurberapa kali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap berputar dalam satu periode. Caranya adalah membandingkan antara
penjualan bersih dan aktiva tetap dan biasanya rasio ini dinyatakan dengan
desimal. Rumus untuk mencari fixed asses
turnover dapat digunakan sebagai berikut.
Fixed
assets Turnover=
Rasio profitabilitas (profitability
ratio)
Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen
suatu perusahaan. Rasio ini terdiri dari :
1)
Profit margin ( profit margin on sales)
Rasio ini diukur antara profit margin dan penjualan, dan
diukur dalam presentase. Rumus untuk
mencari profit margin sebagai berikut :
Net profit margin =
Contoh
:
Tabel
4.32 komponen profit margin
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Net sales
|
8.650.000
|
9.950.000
|
11.950.000
|
EAT
|
800.000
|
1.060.000
|
1.980.000
|
Untuk tahun 2004 : Net
profit margin = =
9,3%
Untuk tahun 2005 : Net
profit margin = = 11%
Untuk tahun 2006 : Net
profit margin = = 16,5%
Jika rata-rata industri adalah 15% maka rasio perusahaan
ini untuk tahun 2004 dan 2005 adalah kurang baik, dan untuk tahun 2006 sebanyak
16,5% cukup baik.
2)
Return On Investment
Return On Investment merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rumus
untuk mencari return on investment dapat
digunakan sebagai berikut:
Return
on invesment=
=
Contoh:
Tabel
4.33 komponen return on investment
Komponen
|
2004
|
2005
|
2006
|
Net sales
|
8.650.000
|
9.950.000
|
11.950.000
|
EAT
|
800.000
|
1.064.000
|
1.980.000
|
Total Aktiva
|
4.290.000
|
6.200.000
|
7.085.000
|
Untuk tahun 2004 Return
on invesment=
= =
18,7%
Untuk tahun 2005 Return
on invesment=
= = 17,2%
Untuk tahun 2006 Return
on invesment=
= = 27,7%
Jika rata rata industri
adalah 20% maka rasio perusahaan ini untuk tahun 2004 dan 2005 kurang
baik. Karena masih di bawah rata-rata industri namun untuk tahun 2006 cukup
baik.
3)
Return on Equity (ROE)
Return on equity atau
rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri, rasio ini semakin baik, artinnya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat. Rumus untuk mencari return on equity dapat digunakan
sebagai berikut :
Return On Equity =
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Tujuan
menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di
harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Secara
keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
·
Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
·
Kebutuhan biaya investasi.
·
Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama
beberapa periode termasuk jenis-jenis
dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
·
Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk
beberapa periode kedepan.
·
Kriteria penilaian investasi.
·
Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan
Dilihat
dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu :
§ Modal asing
atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan
dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
§ Modal sendiri
adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan
saham baik secara tertutup atau terbuka.
Secara umum komponen
biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut :
·
Biaya prainvestasi terdiri dari : Biaya pembuatan
studi dan Biaya pengurusan izin-izin.
·
Biaya pembelian aktiva tetap seperti : Aktiva tetap
berwujud dan Aktiva tetap tidak berwujud.
·
Biaya operasional yang terdiri dari: Upah dan gaji
karyawan, Biaya listrik, Biaya telepon dan air, biaya pemeliharaan, Pajak,
Premi asuransi, Biaya pemasaran, dan Biaya-biaya lainnya.
2. Jenis-jenis
cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :
·
Initial cash flow.
·
Operasional cash flow.
·
Terminal cash flow.
Adapun
kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha atau
investasi adalah :
v Payback
Period (PP)
v Average Rate
of Return (ARR)
v Net Present
Value (NPV)
v Internal Rate
of Return (IRR)
v Profitability
Index(PI)
v Serta
berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profibilitas.
Analisis
rasio keungan dan jenis-jenisnya sebagai
berikut:
§ Rasio
Likuiditas
§ Rasio
Akivitas
§ Rasio
Leverage / rasio Solvabilitas
§ Rasio
Profitabilitas
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/5292909/ASPEK_KEUANGAN
Dr.Kasmir,. dan Jakfar.
2014. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
3 Comments
Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin memenuhi impian Anda dengan dana?
ReplyDeleteApakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau memperluas bisnis Anda?
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari Pemberi Pinjaman keras atau Bank karena tingginya biaya / persyaratan pinjaman?
Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk alasan yang sah?
Maka khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
Kembali ke kami untuk negosiasi jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan yang bijaksana.
JENIS PINJAMAN KAMI
Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban keuangan. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.
Data pemohon:
1) Nama Lengkap:
2) Negara
3) Alamat:
4) Seks:
5) Bekerja:
6) Nomor Telepon:
7) Posisi saat ini di tempat kerja:
8 Penghasilan bulanan:
9) Jumlah pinjaman yang dibutuhkan:
10) Periode pinjaman:
11) Apakah Anda mendaftar sebelumnya:
12) Tanggal Lahir:
Hubungi perusahaan pinjaman Gloria S melalui email:
{gloriasloancompany@gmail.com} atau
Nomor WhatsApp: +1 (815) 427-9002
Salam Hormat
Memberikan prediksi jitu kepada anda yang akan segera menang di Prediksi Toto Macau
ReplyDeleteDiskon Full Terbesar, Terbaik dan Terlengkap
4D (4angka) 1000 bayar 9jt
3D (3angka) 1000 bayar 900rb
2D (2angka) 1000 bayar 95rb
Whatsapp : +6281263102766
Dengan minimal bet 100perak saja dapatkan diskon full bolak - balik sepuasnya.
memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap orang. untuk orang kelas menengah, itu dianggap sebagai pencapaian seumur hidup karena membutuhkan uang yang cukup besar. bank memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar ini. produk yang mereka tawarkan dan layanan yang mereka berikan sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin memiliki rumah sendiri. untuk pinjaman rumah yang aman dan bermanfaat, kesadaran yang tepat atas produk, kebijakan, syarat dan ketentuan bank adalah yang paling penting karena ketidaktahuan dapat mengakibatkan lebih banyak pembayaran ke bank dalam hal komponen pokok dan bunga. tetapi bekerja dengan mr pedro mengubah segalanya dalam pengalaman pinjaman, mr pedro membantu saya dengan pinjaman rumah di tingkat 2 yang sangat cepat dan lancar. saya akan merekomendasikan mr pedro, petugas pinjaman dan email perusahaan pendanaannya yang luar biasa mr pedro di pedroloanss@gmail.com & teks whatsapp: +1 863 231 0632. marie carlos, texas usa
ReplyDelete